BAGIAN 21

19 11 2
                                    

Hai hai guys... Masih adakah yang menantikan kelanjutan cerita ini? Curhat dikit ya... Tadinya author mo ngasih cast buat cerita2 yang author buat. Cuma author takut kagak sesuai. Jadi castnya sebahagia kalian aja ya.

Okey makasi buat yang nungguin kelanjutan cerita ini.

Selamat membaca buat kalian muaaaaaaach😘😘😘

🌺🌺🌺

Langit malam begitu gelap tanpa bintang. Rembulanpun tertutup awan mendung. Semesta seolah turut bersedih menyaksikan seorang pria yang tengah meringkuk seorang diri disudut kamarnya. Lampu kamar sengaja dimatikan agar tidak satupun tau dirinya tengah terluka.

Tangannya menggenggam erat sebuah foto milik orang yang dicintainya. Ruangan itu tidak pantas lagi disebut kamar. Disekitar tempatnya meringkuk terdapat banyak benda berserakan. Benda-benda itu sudah tidak lagi berbentuk. Sudah hancur karna dilempar dengan sangat tidak berperasaan.

Beberapa botol minuman keras juga tergeletak disamping kanan orang itu. Ada beberapa luka dibagian lengannya yang sengaja dibiarkan hingga hampir mengering. Tidak dalam, hanya goresan-goresan kecil. Ia tidak seputus asa itu untuk mengakhiri hidupnya.

Dia hanya kecewa. Pada kehidupan cintanya, pada orang-orang disekitarnya dan tentu pada dirinya sendiri. Rasa kecewa itu sekarang tengah menggerogoti hatinya. Bahkan terlalu sakit hingga ia ingin menyerah.

Dia terluka, tentu saja. Dia marah, tapi entah untuk apa dan pada siapa. Satu-satunya wanita yang diinginkannya sudah jelas-jelas menolaknya. Dia ingin berjuang tapi tidak pernah diberi kesempatan kedua. Mungkin memang begini akhirnya. Wanita itu, wanita yang begitu sempurna dimatanya berhak bahagia tanpa dirinya.

Dipandanginya lembar foto ditangannya. Lalu sebuah senyum terukir diwajahnya.

"Terima kasih untuk kisah singkat kita, El. Aku menyerah sekarang. Aku harap kau bahagia dengan pilihanmu. Ma'af untuk semua hal buruk yang pernah melukaimu"

Lalu diraihnya korek dan ia mulai membakar foto itu. Seiring dengan itu, ia berharap bisa melupakan dan memulai kehidupan barunya.

"Selamat tinggal, El"

Ya... Dia Billy.

🌺🌺🌺

"Sikhaaaaaa!"

Wanita bernama Sikha itu mendengus kesal. Entah sudah keberapa kalinya dia mendengar Diaz memanggilnya. Wanita itu menghampiri Diaz yang ada diruangan tempat Sharga biasa bekerja.

"Ya pak, ada apa lagi?" Tanya Sikha setelah berada dihadapan Diaz.

Diaz mengulurkan map biru yang tadi diberikan Sikha.

"Ini, bawa ini dan perbaiki lagi. Ada yang salah didalamnya" Kata Diaz tanpa menatap kearah Sikha. Diaz sibuk mengerjakan sesuatu dilaptopnya.

Sikha mengambil map biru itu tanpa banyak protes lalu keluar dari ruangan itu. Baru saja Sikha akan mendaratkan tubuhnya dikursi, salah satu karyawan muncul.

"Sikha, ini laporan yang kau minta dua hari yang lalu, ma'af baru kuselesaikan sekarang" Kata Wanita bertubuh berisi itu dengan cengiran khasnya.

Love For EleanorWhere stories live. Discover now