BAGIAN 12

28 19 5
                                    

         Matahari bersinar sangat terang. Orang bilang pintu neraka lupa ditutup. Hingga membuat panasnya memancar sampai kebumi. Persis seperti Sikha yang kepanasan sejak beberapa menit yang lalu.

         Sikha menggerutu sendiri sambil menyusuri trotoar. Sepatu heel yang biasa digunakan saat dikantor, dia jinjing dan mengganti alas kakinya dengan sandal biasa. Ada alasan kenapa dia berjalan sendirian.

"Aish... Harusnya dia tau kalau mobilnya sedang bermasalah, untuk apa memaksakan mencari penumpang, kalau sudah begini aku yang repot, aaaaaaaaaargh"

        Sikha berteriak frustasi. Kakinya menendang sampah yang ada dipinggiran trotoar. Tidak lama, sebuah mobil berhenti tepat disampingnya. Sikha menghentikan langkahnya. Wanita itu tidak berharap pemilik mobil itu menawarkan tumpangan. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, rasanya memang tidak mungkin.

Flashback on:

     Sikha masuk kedalam restoran milik Fai. Mengedarkan pandangannya kesekitar guna menemukan sosok yang sudah membuatnya kesal. Gotcha.... Pria dengan baju santainya itu tengah berbicara dengan salah satu pegawai.

       Dengan menggebu-gebu, Sikha menghampiri pria itu. Lalu tanpa mengatakan apapun, Sikha memukul tengkuk Diaz dari belakang. Membuat pria itu berteriak kesakitan.

"Heh... Beraninya kau!!!"

        Sambil berdiri dari duduknya, Diaz menoleh kebelakang dan terkejut saat tau siapa yang memukulnya. Sikha melotot membuat Diaz sedikit takut. Bukan takut Sikha memukulnya lagi, Diaz takut bola mata Sikha keluar dari tempatnya.

"Apa? Hah? Tega sekali meninggalkan aku dijalan, memintaku naik taksi, sementara kau sudah duduk manis disini? Memangnya kau fikir kau siapa?"

        Sikha meradang. Tidak peduli lagi dimana dia berada. Tidak peduli kalau dia bicara tanpa bahasa formal. Tidak peduli juga kalau didepannya ini salah satu atasannya.

"Heh Sikha, pelankan suaramu, kau bisa membuat orang salah paham" Kata Diaz mencoba menenangkan sekretaris Sharga itu.

"Aku tidak peduli, aku kesal" Ucap Sikha sambil menautkan kedua tangannya didepan dada.

"Ya ya ya aku minta ma'af aku salah, tapi aku kan sudah memberimu uang untuk naik taksi jadi tidak seutuhnya aku salah" Kata Diaz membela diri.

"Apa???!!! Heh, apa begitu kau memperlakukan wanita? Pantas saja tidak ada wanita yang dekat denganmu"

"Kenapa kau malah mengatakan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini? Waaah kau sudah keterlaluan, kau lupa kau sedang bicara dengan siapa? Kau juga tidak menggunakan bahasa formal denganku, benar-benar kau ini"

"Memangnya kenapa? Ini diluar kantor, ini bukan jam kerja, tidak ada atasan atau bawahan disini, aku akan melampiaskan rasa kesalku sekarang"

       Sikha menyingsingkan lengan bajunya hingga batas siku. Bersiap untuk memukul Diaz lagi.

"Berani kau menyentuhku....." Belum sempat Diaz menyelesaikan perkataannya, Sikha sudah melayangkan pukulan mautnya pada tubuh Diaz.

       Sikha terus memukuli Diaz membabi buta. Mereka menjadi pusat perhatian pelanggan, pegawai bahkan pemilik restoran itu. Mereka persis seperti pasangan yang ketahuan selingkuh.

Flashback off

🌺🌺🌺

Love For EleanorWhere stories live. Discover now