BAGIAN 14

20 14 2
                                    

         Yuuuuuuuuhuuuuuuu..... Ma'afkan ya author lama kagak muncul. Buat yang masih setia sama cerita ini... Makasi bangetzzzz😘😘

       Btw masih ada yang penasaran kagak sih sama ending ini cerita??

      Kuy dibaca aja... Tapi jangan lupa vote dan komentnya ya...

🌺🌺🌺

         Matahari begitu terik menyinari bumi siang ini. Rasanya ingin sekali berendam dengan air dingin. Kalau bisa, seharian hanya menghabiskan waktu didalam ruangan ber-ac. Sayangnya, itu tidak bisa dilakukan oleh El.

        Wanita itu sejak pagi sudah mondar-mandir menemui klien dan beberapa koleganya. Hingga tidak sadar olehnya bahwa sejak keluar dari apartement, perutnya tidak terisi makanan. El hanya minum segelas kopi yang dibelinya disebuah kedai.

      Jika Ahra tau El minum kopi sebelum makan nasi, dapat dipastikan bagaimana marahnya dia. Haruskah El bersyukur, bertemu dengan seorang adik yang begitu perhatian padanya.

"Fyuuuuuuuuuuuuh, melelahkan sekali hari ini"

        El meletakkan tas selempangnya diatas meja. Saat ini dia sudah berada di restoran Fai. Tidak ada tempat yang ditujunya selain tempat ini. El mengambil ponselnya yang sengaja ia biarkan meski beberapa kali berbunyi.

       Ada banyak panggilan dari sang ibu. Beberapa pesan yang sejak semalam dia abaikan. El menghembuskan nafasnya. Baru saja dia ingin memasukkan ponselnya kembali, sudah ada telepon dari nomer yang sama. El tidak ingin peduli, namun seseorang dengan cepat merebut ponsel itu dari tangannya.

"Fai...!!!! Berikan itu padaku!" El berdiri ingin mengambil kembali ponselnya dari tangan Fai. Namun tinggi badan Fai yang melebihinya, membuat El kesulitan meraih ponsel digenggaman Fai.

"Kenapa tidak menjawab panggilan dari ibumu? Dia pasti sudah berulang kali menelepon dan kau mengabaikannya... Lagi?"

      El kembali duduk sambil memutar matanya jengah. Bagaimanapun, kedua sahabatnya tidak pernah setuju jika dia mengabaikan telepon dari sang ibu.

"Ayolah El, hari ini peringatan kematian ayahmu, ibumu pasti ingin kau ada disampingnya, aku tau kau membencinya tapi sampai kapan?" Tanya Fai sambil mendudukkan tubuhnya dikursi depan El.

"Sudah cukup kau menghukumnya El, dia pasti sangat merindukanmu" sambung Fai.

"Entahlah, aku hanya belum siap bertemu dengannya" Kata El tidak bersemangat. Lalu meletakkan kepalanya dimeja.

       Fai menatapnya iba. Tidak tau harus dengan cara apalagi membujuk El agar berdamai dengan ibunya.

"Faaaaaaaaai!!!!" Dari arah pintu masuk, Ahra berlari sambil berteriak heboh.

"Setidaknya ada satu orang yang menuruti perkataanku walau sedikit kekanakan" Gumam Fai sambil menolehkan kepalanya pada Ahra.

     Ahra berdiri didepan Fai dengan tas ransel dipundaknya, persis anak tk.

"Kau akan pergi kemana dengan tas begitu?" Tanya Fai penasaran.

"Menginap di tempat kost" Jawab Ahra terlihat bahagia.

"Bukankah besok pagi kita juga akan mengunjungi ayah El? Jadi aku sudah siap" Lanjutnya bersemangat.

Love For EleanorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang