Delvin tertawa ngakak. "Bisa-bisanya lo samain si Ingga sama cewek," celetuk Delvin.

"Emang dia cowok?" tanya Gilang membuat ia mendapatkan tatapan tajam dari Lingga. "Ampun bang jago." Gilang langsung merapatkan kedua tangannya.

"Kalo bukan temen udah gue buang lo ke laut." Gilang menampeleng kepala cowok itu.

Santosa yang sejak tadi diam saja pun langsung pergi meninggalkan teman-temannya.

"Kemana tuh anak?" tanya Delvin melihat kepergian satu temannya.

"Ke kelas palingan, 'kan lo pada
semua tau kalo teman kita yang satu
itu nggak suka ngomongin hal yang
gak penting," kata Lingga yang sudah hapal dengan sifat temanya itu.

"Tapi ini penting, siapa tau anak baru itu jadi pacar gue," ungkap Gilang menepuk dadanya bangga.

"Cuih najis berharap banget lo!"

"Iri aja lo!"

"Heh, siapa juga yang iri sama lo buaya darat!" Delvin mengeraskan suaranya saat mengatakan 'buaya darat'.

🌙🌙🌙🌙

Para murid-murid heboh dengan kedatangan anak baru itu, membuat mereka semua keluar dari kelasnya. Kini anak baru itu sedang berjalan di lorong sekolah bersama bu Heni selaku guru BK di sekolah ini.

Wajah berparas cantik, kulit putih, dan gigi gingsul sebagai ciri khasnya membuat para cowok-cowok yang ada di sekolah ini terpesona dengan kecantikan murid baru tersebut.

"Cakep bener tuh cewek," ucap salah satu siswa kelas XII Ipa 2.

"Mau dong jadi pacarnya," celetuk teman di sebelahnya sambil memandang anak baru itu dengan mata berbinar-binar

Anak baru itu menjadi tontonan para murid SMA Jaya Pura membuat dia sedikit risik karena dari lantai bawah sampai lantai atas ia menjadi tontonan mereka. Gadis itu tidak mempedulikannya sama sekali, ia tetap berjalan ke depan mengikuti arah gurunya.

Setelah ia menaiki anak tangga ia melewati kelas XII Ipa 1 dan tak sengaja melirik ke jendela kelas itu membuat para penghuni di dalam kelas tersebut melihatnya.

"Yang barusan lewat anak baru itu, 'kan?" tanya Lingga. Karena ia melihatnya hanya sekilas.

"Gila, cantik bener tuh cewek," seru Gilang heboh.

"Kelas berapa tuh?" tanya Delvin memainkan pulpen hitamnya.

"Mana gue tau gue 'kan gak tau," jawab Gilang menaik turunkan bahunya.

"GILANG, LINGGA, DELVIN, KALIAN LAGI NGOBROLIN APA!!!" ucap Pak Jarwo yang sedari tadi menjelaskan materi di depan kelas.

"Enggak ada apa-apa kok, Pak," jawab Lingga sambil membenarkan posisi duduknya.

"KALIAN YA KALO GURU LAGI NGOMONG DI DEPAN ITU JANGAN NGOBROL!" Kata pak Jarwo berjalan menghampiri mereka. Lalu ia menjewer telinga ketiga cowok itu secara bergilir.

"Ampun sakit Pak, sakit Pak jarwok!" kata Gilang yang masih dijewer telinganya oleh guru tersebut.

"Aww Pak lepasin, ampun," ujar Lingga mengebu-gebu.

"Bapak jahat bener. Kuping saya merah Pak astagfirullah." Delvin mengaduh.

"Siapa suruh kalian ngobrol di saat pelajaran saya! Ini akibatnya!"

"Iya iya Pak kita khilaf. Gak bakalan diulangin lagi, serius deh Pak, janji," tutur Gilang.

"AWAS YA KALO SEKALI LAGI SAYA LIAT KALIAN NGOBROL SAAT PELAJARAN SAYA, SAYA TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN!" kata Pak Jarwo memperingati.

SANTOSA {END}Where stories live. Discover now