12

260 52 24
                                    

Just because it's over doesn't mean it's really over

.
.
.

Atta sedang fokus dengan desain yang terbengkalai di layar PC ketika ada seseorang yang menaruh satu cup caramel macchiato di mejanya. Ia masih belum mengalihkan pandangan dari PC sampai punggung tangannya yang bergerak - gerak menggenggam mouse itu bersenggolan dengan gelas yang berembun.

"Akhirnya dinotis juga." Yang menaruh caramel macchiato lalu bersuara setelah menunggu hampir lima menit. Untung saja ia ditemani satu cup yang sama dengan yang ia taruh untuk Atta.

"Waaaah. Pas banget kepala rasanya udah ngebul. Makasi Mas Nandaa. Gue minum ya."
Atta sampai menghabiskan setengah cup.

"Kirain lo nggak suka sama yang logo mba rambut panjang ini. Sampe dianggurin gitu aja tadi." Nanda duduk di kursi kerjanya yang bersebelahan dengan Atta.

"Apaan sih lo bawa-bawa logo segala. Apa jangan - jangan  kita mau ada proyek sama mba rambut panjang?" Atta akhirnya bisa duduk menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Tak sadar ia sudah tiga jam larut dengan desain story boardnya tanpa jeda. Pantas saja kepalanya mulai berdenyut.

"Tolong jangan sekarang. Angkat tangan gue. Yang ini aja nggak kelar - kelar. Kalo desain yang ini masih diminta revisi mending itu client suruh bikin sendiri aja udah." Sahut Nanda. Si jangkung berkepala plontos itu kemudian mulai meraih mouse dan bekerja lagi.

"Udah tau belom kelar, lo sempat - sempatnya beli kopi." Sahut Atta lalu kembali lagi ke pekerjaannya yang terjeda.

"Nggak bisa gue kerja nonstop kayak lo. Bisa panjang rambut gue." Si plontos itu tertawa lepas.

"Edan!" Timpal Atta tapi ikut tertawa.

"Edan edanan nanti kualat lo Mba e." Tawa keduanya diinterupsi Dila, si mungil ceriwis yang sejak awal sudah terang terangan ngefans sama Nanda.

"Adindaku akhirnya datang juga." Sambut Nanda.

"Buat aku mana? Moso buat Mba Atta aja? Teganya dikau." Dila feat Nanda yang tidak jarang bikin Atta mual.

"Kalian tuh kenapa nggak resmi aja sih? Bikin KK sekalian ngono lo biar minta nafkahnya enak." Atta memandang dua orang temannya itu bergantian.

"Yok bikin KK yok." Nanda menatap Atta dan Dila bergantian.

Dila menatap Nanda dramatis sedangkan Atta cuma bisa geleng - geleng kepala.

"Ih, moh aku dipoligami." Dila dengan muka gelinya, tapi kemudian senyum - senyum girang sendiri.

"Nguawur. Kerja! Kerja!" Seru Atta lalu kembali ke desainnya yang masih belum rampung.

Jujur Atta masih belum tahu pasti apakah Dila benar-benar jadi agennya Nanda atau murni proses move on. Karena yang Atta dan teman-teman sedivisi tahu, Dila sebegitu jatuh hati pada Nanda sejak awal. Lalu hubungan mereka berkembang jadi kakak adik yang kelewat romantis. Ya walaupun satu divisi juga tahu kalau Nanda memang tidak ada niatan membalas perasaan Dila. Dan semua juga tahu kalau sejak awal Nanda hanya melihat ke satu arah, Atta.

Waktu yang sudah berlalu beberapa tahun ternyata tetap tidak mengubah sifat seorang Trio Ananda dalam hal mengejar cinta. Sejak awal mereka bertemu kembali waktu itu, Nanda cuma percaya satu hal bahwa pertemuan mereka kali ini adalah jodoh, bukan kebetulan. Lalu tekadnya yang sempat terkubur dan padam itu kembali menyala dengan kobaran yang makin hari makin besar. Ia masih saja terang - terangan hingga satu divisi tahu kalau mereka pernah satu kampus dan Atta adalah cintanya yang tak kesampaian yang sekarang dipertemukan Tuhan lagi. Tekad Nanda menjadi semakin kuat begitu ia tahu Atta masih single, jomblo dan tidak ada yang mendekati. Bukankah teori jodoh yang diyakini Nanda semakin terasa masuk akal?

[✔️] Infinity [YNWA AU]Where stories live. Discover now