6. Hugs

53 10 7
                                    

When You're Gone
©2021


***


Rendi mengetikkan beberapa kalimat pada keyboard di laptopnya. Sesekali pria itu melirik ke arah Josa yang tengah duduk tenang di atas sofa.

Hari ini Rendi memang sengaja mengajak Josa untuk check up kesehatan lebih cepat dari biasanya padahal seminggu sekali itu sudah terlalu sering.

Padahal Josa merasa sudah baik-baik saja tapi Rendi tetap bersikeras melakukan check up yang tentunya Josa tidak diperkenankan untuk membayar, alias gratis.

"Kayaknya minggu depan aku nggak harus check up lagi deh. Aku udah baik-baik aja." ucap Josa tiba-tiba membuat Rendi mengalihkan pandangannya kearah gadis itu.

"Kamu masih harus check up, Jo. Jangan membantah deh." jawaban Rendi dengan nada bicara super galak membuat Josa bergidik ngeri. Kalau lagi serius begini, Rendi juga bisa kelihatan serem.

Josa mencebik, "Kalau gitu jangan seminggu sekali, gimana kalau sebulan sekali? Aku beneran sudah baik-baik aja." Jawabnya.

Rendi menghela nafas berat. Dia menutup laptopnya lalu beranjak dari kursi menghampiri Josa.

Rendi mendudukan dirinya disamping Josa, meraih tangan gadis itu lembut membuat sang empu tersentak kecil.

"Kamu kenapa sih selalu membantah? Yang tahu kesehatan kamu itu aku! Aku cuma mau kamu itu sehat. Aku udah janji sama diriku sendiri, kalau aku bakal rawat kamu sampai sembuh total." Rendi meremas tangan Josa dengan lembut, membuat gadis itu tersenyum hangat. Pikirnya Rendi akan marah saat ia membantah ucapannya.

"Kamu sendiri yang bilang kalau recoveryku udah 70%. Dan untuk masalah penglihatan ku, hmm—" Josa menghentikan ucapannya.

Rendi mengerutkan dahinya, menunggu lanjutan kalimat yang akan keluar dari bibir gadis itu.

"A-aku emang pengen bisa melihat lagi tapi aku nggak akan banyak berharap."

"Kamu bakal secepatnya dapa—" 

"Aku tahu cari donor mata itu nggak gampang, banyak hal yang harus di pertimbangkan. Maka dari itu aku nggak akan banyak berharap, aku bakal belajar mengikhlaskan semua ini." ucapnya sembari tersenyum jengah.

Membahas soal ikhlas sebenarnya cukup sensitif, karena jujur sampai detik ini pun Josa masih belum ikhlas sepenuhnya dengan kondisi yang ia alami. Tapi semua memang butuh proses termasuk keikhlasan seseorang terhadap sesuatu yang telah hilang dari kepemilikannya, tentu saja itu membutuhkan waktu.

Namun bukan berarti dia tidak bisa ikhlas sepenuh hati, hanya saja butuh waktu.

Rendi pun terdiam menatap manik kosong itu dengan sendu, seolah tengah mencari setitik warna disana namun hasilnya nihil. Hanya kehampaan yang ia lihat, hingga tanpa sadar matanya terasa perih dan berkaca-kaca.

"Aku nggak mau terus-terusan nyusahin kamu sama mama. Udah cukup aku nyusahin banyak orang selama ini."

Namun keinginan seorang Rendi Hautama tidak akan goyah begitu saja, justru ia semakin bertekad mendapatkan donor mata untuk sahabatnya itu.

When You're Gone || Kim DoyoungHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin