72. Ingatan Masa Lalu

7.2K 679 271
                                    

"K-koma?" Bibir Elsa bergetar, matanya tersirat keterkejutan dan kesedihan yang mendalam.

Sarah mengangguk sambil menangis, beberapa menit yang lalu, Sarah mendapat telepon bahwa Teejay tak kunjung sadar dan saat sampai disana Teejay dinyatakan koma. Itu membuat Sarah syok dan rasa bersalahnya semakin besar.

Agnes memeluk Elsa memberikan ketegaran, ia tau sahabatnya itu mempunyai hati yang sangat baik. Tidak mudah bagi seseorang untuk menerima begitu saja setelah apa yang Elsa dapatkan dari Teejay. Sakit, sakit dan sakit.

"O-oma, Elsa boleh liat Teejay?" ucap Elsa bergetar.

Sarah mengangguk, ia mengizinkan Elsa untuk menengok Teejay di dalam. Sarah mengusap bahu Elsa ketika gadis itu mendekatinya.

Elsa menatap Gerry Theo dan Agnes meminta izin, Elsa tau kedua teman Teejay pasti ingin melihat kondisi Teejay juga.

Mereka bertiga mengangguk ikhlas, setelahnya Elsa segera masuk kedalam ruangan dimana Teejay dirawat.

Pertama kali yang Elsa dengar adalah monitor, monitor itu terus berbunyi dengan garis-garis di layarnya.

Elsa melipat bibirnya menahan isakan, perlahan ia melangkahkan kakinya mendekati cowok yang terbaring lemah dengan banyak alat menempel di tubuhnya.

Kedua mata Elsa menatap Teejay dengan sayu, tangannya bergetar saat hendak memegang tangan Teejay. Belum sempat menyentuhnya, Elsa menurunkan tangannya kembali. Elsa iba, namun sesekali ia teringat kala Teejay menyakiti hatinya.

Wajah putih mulus Teejay kini terdapat beberapa jahitan. Kepalanya di perban sebagian. Membuat Teejay terlihat sangat menyedihkan.

Elsa mengusap air matanya yang sempat turun. "J-ja, bangun!" Elsa tidak membentak, Elsa berbicara dengan penekanan di kalimatnya.

"Kenapa lo malah tidur disini, setelah lo nyakitin gue gitu aja?" Elsa menatap nanar.

"Kenapa? Lo takut? Makanya lo tidur disini 'kan? Lo pengecut Ja, lo harus bangun buat hadapin gue!"

Tidak ada sautan, hanya monitor yang menjawab. Elsa menatap pilu, gadis itu memegang tangan kanan Teejay dan menenggelamkan kepalanya di sela-sela tangannya seraya terisak.

"Hiks... Lo harus bangun Ja..."

***

Satu hari di sekolah tanpa Teejay, Gerry melangkahkan kakinya melewati koridor. Ia baru saja menjenguk Teejay di rumah sakit, ya, walaupun laki-laki itu sedang tidak sadarkan diri.

Mata Gerry menyipit, Gerry melangkahkan kakinya dengan cepat.

"Tunggu!" pekik Gerry.

Gadis berambut blonde itu menoleh.

"Apa aja yang udah lo omongin sama temen gue waktu camp?" selidik Gerry dengan nada mengintimidasi.

"Temen lo? Temen lo siapa?" balas Laura dengan acuh tak acuh.

"Teejay." Gerry menjawab dengan cepat.

"Ohh... Dia temen lo?"

"Kenapa? Lagi nangis di pojokan Gara-gara hubungan nya berantakan?" Gadis itu bersedekap dada.

"Dia koma dan gue yakin, lo salah satu penyebabnya," jawab Gerry.

Ekspresi gadis itu berubah seketika, ia terdiam, tangannya yang baru saja ia silangkan di depan dada perlahan menurun.

"Koma?" ulang Laura.

Gerry memajukan wajahnya dan berucap pelan, "gue tau siapa lo, gue tau semua masa lalu Teejay dan gue juga tau apa aja yang udah lo lakuin pada masa itu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY BOYFRIEND IS FAKBOIWhere stories live. Discover now