(3) Secret

5 0 0
                                    

"Cilla! Gue minta maaf," Gibran berlari kecil menyusul Cilla yang sudah mendahuluinya.

"Gib, udah gue capek mau istirahat. Pulang ya mama El pasti nyariin," potong Cilla yang kesannya mengusir Gibran dari apartemennya.

Selama perjalanan yang dilakukan Gibran hanya meminta maaf.

"Cilla,"

"Gapapa Gib. Gue juga tau kok kalo lo sibuk," Cilla tersenyum.

"Wah hai love birds-" belum sempat perempuan tersebut menyelesaikan ia sudah mengaduh karena sebuah jitakan yang ia terima.

"Makanya lo dateng – dateng gausah ngajak ribut," ujar Cilla sambil memutar bola matanya.

"Trus ini kalian ngapain bedua di depan pintu?" tanya perempuan itu.

Namun perempuan itu hanya mendapatkan tatapan tajam dari Cilla dan Gibran.

"Dih malah dilihatin Arshavina memang cantik gausah heran," ujar perempuan yang akrab dipanggil Vina itu sambil melenggang masuk ke appartemen milik Cilla dan tentunya miliknya juga.

Gibran kembali menatap Cilla sendu seakan ingin sekali membuat sahabatnya itu tidak salah paham. Namun Cilla hanya tersenyum dan mengangguk berusaha meyakinkan Gibran dirinya baik baik saja.

Gibran pun menghela napasnya kasar kemudian mengangguk pasrah.

"Sleep well C. Have a good night," Gibran menepuk – nepuk kepala Cilla lembut.

Hal yang selalu Gibran lakukan sebelum ia meninggalkan Cilla seperti yang terjadi saat ini.

Gibran mulai berjalan gontai kembali ke mobilnya. Pandangannya kosong selama perjalanan, namun ia masih sadar akan jalan yang ia lewati. (Sebuah bakat yang terpendam bukan?)

***

"Prat!" sebuah suara terdengar di telinga Gibran yang ia bisa menebak siapa manusia itu.

"Prat pala lo. Nat, nama gue bagus bagus Gibran masih aja lo ganti," yap itu Nathan teman dekatnya di kampus.

"Ya kan nama lo pratam-" Nathan terdiam sebentar.

"Dih ini kenapa malah bahas nama belakang lo sih," Gibran hanya terkekeh.

"Gue dapet info tentang mamanya Ci-"

"Kalo ngomong tuh liat situasi," mata Gibran membulat tangannya membungkam mulut Nathan.

Nathan hanya mengangguk – angguk.

"Apa lo ngangguk – ngangguk?" Gibran menaikkan kedua alisnya.

Nathan segera menyingkirkan tangan Gibran kasar.

"Ga bisa napas goblok," Nathan memutar bola matanya.

Gibran akhirnya menarik tangan Nathan menuju cafetaria milik kampusnya.

"Dih gausah pegang - pegang, gue punya pacar,"

Gibran semakin naik darah berada di hadapan Nathan saat ini. Jika bukan karena sebuah informasi ia juga tidak akan mau menemui Nathan. Kecuali kebutuhan tugas.

"Diem atau gue aduin ke pacar lo kalo lo tadi bolos satu mata kuliah," Nathan langsung menampar kepala Gibran.

Gibran hanya terkekeh dan mulai duduk di hadapan Nathan. Setelah ia memesan minuman untuknya dan Nathan.

"Lo inget keluarga Robert?" satu kalimat yang mampu membuat Gibran terdiam.

"Danillo Robert?" Dave mengangguk.

"Danillo Robert orangnya," Gibran yang tengah menyeruput kopinya jadi tersedak.

"Yang bener aja lo ah. Orang keluarga Robert aja di Australia," Gibran berusaha menghapus pikiran – pikiran buruknya.

"Memang tapi Danillo punya cabang kantor di sini. And dia tinggal di sini udah hampir 2 tahun,"

"No way,"

"Yeah way dude. Dan gue denger anaknya lagi di sini gatau ngapain,"

"Denger darimana lo?" Gibran memincingkan matanya.

"Anaknya yang udah nikah kan tinggal di sini. Nah anaknya anak pertamanya itu kan temen adek gue-"

"Jadi intinya lo denger dari adek lo?" sela Gibran yang kesal dengan Nathan yang bertele – tele.

"That's it," Nathan mengangguk membenarkan.

"Lo juga inget kan kalo Vernon pernah cerita tentang orang tuanya?" sambung Nathan membuat Gibran hanya terdiam.

***

Gibran menghela napasnya kasar Ketika mobilnya terparkir di pekarangan rumahnya. Ia cukup menyesal menyembunyikan sesuatu dari Cilla. Ia hanya ingin membantu sahabatnya keluar dari masalahnya.

"Maaf C, Gue harus lakuin ini. Gue gamau lihat lo sedih terus," ujar Gibran dalam hati.

Gibran segera meraih tasnya yang berada di bangku belakang dan segera keluar dari mobilnya. 

***

Note✨ :

Hi! Thank you for coming💙

Gimana sama part kali ini? I hope y'all like it

Tinggalin jejak kalian di komen and vote yaa

Love ereinsa💙

Boy "Friends"Where stories live. Discover now