°0.20 SISI LAIN ATRESIA°

29 25 11
                                    

Tau cara menghargai? Nah jika tau maka bantu Vote untuk menghargai cerita ini. Karena menulis itu tak semudah pemikiran kalian, oke sekian terimavote:>

Ready?

_____

"Jangan lemah! Ayo cepat bangkit!"

-Gʀᴀᴢᴇʟʟᴀ Bᴀᴛʀɪsʏɪᴀ Cʟᴇᴀʀᴀ

•••

Mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pencahayaan yg masuk menerobos retina penglihatan.
Saat sepenuhnya terbuka, pemandangan pertama yg dilihat adalah ruangan serba putih dan bau obat obatan menyeruak di indra penciuman.

Atresia menatap punggung telapak tangan sebelah kirinya. Tertancap jarum infus disana. Lalu ia mengalihkan pandangan nya kearah jendela luar rumah sakit, menatap rintikan gerimis.

Atresia sangat kenal ini ruang rawat apa.
Jika kalian pikir ini hanya ruang rawat layaknya pasien yg sakit atau apa, berarti kalian salah besar!
Ruang ini sudah biasa ia tempati saat ia melakukan Konsultasi jika ia kembali mengingat kejadian tersebut.

Atresia menatap Rintikan gerimis dengan tatapan kosong. Tak ada satupun orang yg menjenguknya, Berly dan Varzel tak pernah tau jika Atresia memiliki gangguan psikis.

Atresia mengubah posisi nya menjadi duduk ia memeluk lututnya sendiri dengan erat. Ia kembali meneteskan airmata untuk kesekian kali nya, ia sangat sakit saat mengingat kejadian waktu ia ditampar oleh Berly.

Ia menangis sesegukan menelusupkan kepalanya diantara lipatan tangan. Ia takut saat mengingat kejadian ditampar malah membuatnya mengingat masa kejadian kelam nya dulu.

Inilah seorang Atresia yg asli. Lemah! Tidak seperti yg kelihatan diluar. Sikap cuek, datar, ketus, itu semua hanya topeng untuk menutupi luka yg ia rasa.

Ceklek

Suara pintu terbuka terdengar diruang rawat Atresia. Atresia mendonggak kan kepala untuk menatap siapa yg datang.

"Hai" Atresia menatap datar orang tersebut, siapa dia?

"Hehehe, kenalin Tante Grazella panggil aja Tante Zell" Ujar Wanita cantik tersebut dengan senyum hangat nya.

Wanita yg memanggil dirinya dengan 'Zell' itu menarik kursi di sebelah brankar lalu menduduki nya. Ia meletakkan kantong kresek yg berisi buah buahan.

Atresia heran, siapa dia? Apakah dia Dokter Psikiater barunya? Tapi seingat nya Dokter psikiater yg menangani nya adalah Dokter Kevin.

"Saya yg bawa kamu kesini waktu kamu pingsan di taman" Zell memecahkan rasa heran Atresia, seperti nya Zell sangat pandai membaca ekspresi.

Atresia masih sedikit curiga meski tertutup dengan wajah datarnya. Lagi dan lagi Zell menjawab pemikiran Atresia.

"Tenang saja, saya orang baik baik kok" Ujar Zell sembari terkekeh pelan.

Zell menggenggam tangan Atresia dan tangan satunya menghapus airmata yg ada Dipipi Atresia. Atresia hanya diam.

"Tante tau kamu sedang ada masalah bukan?" Atresia masih tetap curiga, kenapa bisa Zell tau bahwa dia punya masalah dan kenapa Zell tau klo Atresia harus dibawa ke RS khusus Psikiater?

ATRESIA Secret StoryWhere stories live. Discover now