Ujian #3

17 11 5
                                    

Setelah sejam berlalu aku melihat ada ratusan orang yang datang ke ujung danau, kukira mereka tak bisa lulus di ujian kali ini, ternyata mereka juga bersiap sepertiku.

Zendia:"Wuuu lelet wkwk".

Saddy:"Winston".

Winston:"Iya pak?".

Saddy:"Kamu dapat penalti, lelehkan es ini dan lari kembali ke titik awal".

Zendia:"Yah pak kok gitu, dia kan cuma niat bantu".

Saddy:"Kamu melawan?".

Winston:"Tidak pak, akan saya lakukan".

Aku pun bertanggung jawab dengan perbuatan ku, aku melelehkan semua es yang aku buat di danau itu.

This World Purpose

Aku melelehkan es yang ada di danau itu sendirian, Zendia memang menawarkan untuk membantu tetapi dia tak memiliki elemen api sepertiku, danau ini adalah danau suci, air yang ada di danau ini dipakai sebagai air minum oleh naga yang dikenal dengan nama Astarot dari bangsa Druid.
Setelah melelehkan semua es itu aku kembali ke asrama, di gerbang terlihat Zendia sedang berdiri sambil melamun, akupun menyapanya.

Winston:"Zend".

Zendia:"Bajingan, bikin kaget aja lu". Ucap Zendia setelah terkejut

Winston:"Lagi ngapain?".

Zendia:"Nunggu lu lahh.. gw kan solid awokawok".

Winston:"Terimakasih".

Zendia:"Santai aja.., eh tau ga?".

Winston:"Apa?".

Zendia:"Ternyata yang lulus itu cuma 376 orang di ujian tadi".

Winston:"Bagus lah, berarti itu menandakan mereka serius untuk menjadi Paladin".

Zendia:"Iya si, ruangan kita juga pindah  loh, lu jadi 375, gw 374".

Winston:"Bagus dong, nggak terlalu jauh lagi".

Zendia:"Iya si.., tapi ruangannya sama gak ya?".

Winston:"Mungkin semua ruangan sama bagusnya, kalau berbeda itu akan tidak adil".

Zendia:"Iya juga sih, yuk lah cek".

Kami pun masuk ke dalam asrama dan mengecek ruangan kami, sukurlah ternyata ruangan masih sama seperti sebelumnya.

Zendia:"Hm..., kukira ada perubahan gitu wkwk".

Winston:"Yah, aku sudah sangat bahagia dengan ruangan seperti ini".

Zendia:"Ya iya sih".

Karena hari sudah menjelang malam kami kembali ke ruangan masing masing dan beristirahat, dan lagi lagi ada hal yang mengganjal pikiranku, kemanakah perginya Dianna? Aku sungguh penasaran dengan hal itu, seharusnya dia berada di ruangan sebelahku, akupun memberanikan diri untuk mengecek ruangan sebelah. Aku mengetuk pintu ruangan itu tetapi tak ada satupun yang menjawab, aneh, apa mungkin Dianna memang diburu oleh Remses? Apakah dia baik-baik saja? Aku sungguh bimbang secara tak sengaja aku membuka pintu itu, aku melihat Anna gadis yang tadi aku temui saat ujian, kenapa dia bisa ada disana? Kulihat dia sedang berdansa, tarian yang sama seperti Dianna kemarin.

This World PurposeWhere stories live. Discover now