30.

81.9K 4.9K 825
                                    

"DAH ABANG!"

Xabiru meringis malu dengan kepala menunduk. Ia menatap Rain yang berjarak tiga meter darinya yang sedang melambaikan tangannya.

"Rain, gue belom jauh, masih di sini." kata Xabiru yang bisa didengar oleh Rain dan Rayner.

Rain terkekeh malu. Gadis itu melangkah cepat menuju Xabiru lalu memeluk kakaknya erat. "Dadah, Abang. Hati-hati yaa. Salam buat Bunda sama Papa. Kalian sehat-sehat terus oke?"

Laki-laki yang akan pulang ke Bali itu mengelus punggung Rain. "Iya. Lo baik-baik di sini ya. Jangan nakal."

Rain melepaskan pelukannya. "Siap!"

Xabiru menoleh ke arah Rayner yang berdiri dengan kedua tangan dimasukan ke dalam hoodie. "Lo, inget kata-kata gue." katanya yang diangguki dua kali oleh Rayner.

Setelah itu Xabiru menepuk dua kali kepala Rain lalu mengecup kedua pipinya. "Bye, Rain."

Rain balas mengecup pipi Xabiru membuat Rayner mendengus. "Byee."

Rain melambaikan tangannya saat Xabiru melangkah menjauh. Saat Xabiru menghadap ke depan, Rain berbalik ke arah Rayner.

"Kenapa cemberut?" gadis dengan jeans hitam itu memiringkan kepalanya.

"Gapapa."

"Ih, kok kayak cewek, Ray?"

Rayner meraih tangan Rain lalu menyelipkan jari-jarinya diantara jari-jari gadis itu. Ia membawanya keluar dari area bandara. Laki-laki itu hanya diam membuat Rain bingung.

"Rayner kok diem?"

"Rayy yuhuu."

Rain menyandarkan kepalanya di bahu Rayner. "Lo jealous ya sama Abang?"

"Rayneer."

"Jangan kacangin aku."

Rayner mengulum bibirnya menahan senyum saat mendengar nada lucu Rain dan gadis itu mengganti 'gue' menjadi 'aku'. Ia masih diam dengan mata tertuju ke depan.

"Rayner, mah, ih!"

Saat sampai di depan mobil Rayner, Rain tiba-tiba berjinjit dan mengecup pipi Rayner. Hal itu tentu saja membuat Rayner melongo tidak percaya. Kemudian gadis itu memeluknya erat setelah melepaskan genggaman tangan mereka.

"Kamu mau ini kan?" tanya Rain lalu tertawa. "Jadi gini Rayner kalo jealous, kayak bocah."

Akhirnya Rayner balas memeluk Rain setelah beberapa detik terdiam. "Vibes lo langsung berubah kalo pake aku-kamu."

"Ga suka ya?" Rain mendongak tanpa melepaskan pelukannya. Kini wajah mereka hampir tidak berjarak.

"Hmm. Jadi kayak anak kecil, jadi pengen gue kekepin terus." kemudian Rayner memeluk erat tubuh Rain dan ia goyangkan ke kanan-kiri membuat Rain tertawa.

"Mau dong dikekepin Rayner."

"Nanti pulang dari sini langsung kekep di kamar."

Mereka melepaskan pelukan lalu masuk ke dalam mobil. Setelah menyalakan mesin mobil, Rayner memakai seatbelt. Ia menoleh ke arah Rain yang sedang memainkan ponsel.

Rain mendongak saat menyadari tatapan Rayner dan mobil yang tidak kunjung berjalan. Ia menatap cowok itu penuh tanya. "Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Rain.

Gadis itu mengernyit saat Rayner malah melepaskan seatbelt-nya dan beranjak mendekat. Ia menahan dada Rayner saat tahu maksud laki-laki itu mendekatinya.

"Ray, ini di mobil—"

"Kaca mobil gue gelap."

Sedetik setelahnya, Rayner menempelkan bibirnya di bibir Rain tanpa membiarkan gadis itu membalas ucapannya. Tangan laki-laki itu bergerak melepaskan seatbelt Rain lalu menarik pinggangnya mendekat.

Rayner and RainWhere stories live. Discover now