15.

108K 6.4K 510
                                    

⚠️⚠️
yang ga kuat sama adegan lidah ketemu lidah boleh skip.

Malam-malam, Rain tidak bisa tidur karena seperti yang ia bilang, saat sakit, biasanya Hera menepuk-nepuk punggungnya hingga ia terlelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam-malam, Rain tidak bisa tidur karena seperti yang ia bilang, saat sakit, biasanya Hera menepuk-nepuk punggungnya hingga ia terlelap. Ia juga merasa suhu badannya semakin panas ditambah dengan pening yang tidak kunjung hilang.

Rain bingung, padahal tadi ia sudah meminum obat yang Rayner berikan. Apa obatnya tidak bekerja padanya?

Rain menurunkan kedua kakinya dari kasur lalu melangkah keluar kamar dengan Teddy di pelukannya. Ia akan meminta Rayner menepuk-nepuk punggungnya seperti yang biasa Hera lakukan ketika ia sakit.

Tok. Tok.

"Rayner." bisik Rain dengan suara serak.

Di dalam, Rayner yang sedang mabar bersama Faro menoleh ke arah pintu. "Bentar, Far."

Dengan bertelanjang dada, Rayner membuka pintu kamarnya. "Kenapa?"

"Sakit, gabisa tidur." kata Rain.

Rayner akhirnya mengajak Rain masuk ke kamarnya. Ia menyuruh Rain tiduran di sisi kanan kasur dan Teddy didudukan di bawah. Selimut yang berwarna abu-abu itu ia tarik untuk menyelimuti Rain.

"Kenapa Ray? Jangan lama-lama woy!"

"Cewek gue sakit, bentaran napa."

"Najis."

"Cot."

"Apa yang sakit?" tanya Rayner setelah duduk di sebelah Rain.

"Pusing, dingin, huee. Obatnya ga kerja deh Ray." kata Rain lemah.

"Lo biasa minum obat apa?"

"Ngga tau."

Sabar, Rayner.

"Terus lo mau apa kesini?"

"Puk-puk ampe bobo." kata Rain manja.

"Gabisa gue lagi main."

Bibir Rain mengerucut. "Yaudah." katanya lalu tidur membelakangi Rayner.

"Rayner! Kan anjir kalah!" seru Faro kesal.

"Oh udah kalah? Yaudah gue mau tidur."

Tanpa menunggu balasan Faro lagi, Rayner keluar dari aplikasi game dan meletakkan ponselnya di atas nakas. Setelah itu ia memutar pelan tubuh Rain agar menghadapnya lalu memeluknya.

Rayner sempat berjengit ketika kening Rain menempel di lekukan lehernya. "Lo panas banget, Rain." katanya khawatir.

Rain semakin masuk ke dalam pelukan Rayner. Kedua matanya terpejam. Rain merasa tubuhnya panas, tapi ia juga merasa kedinginan.

Tangan Rayner mulai bergerak menepuk-nepuk punggung Rain seperti menidurkan Kayna. "Mau ke dokter? Gue ga paham ngurus orang sakit."

"Nanti dicus." Rain bergumam sambil menusuk punggung Rayner dengan jari telunjuknya.

Rayner and RainWhere stories live. Discover now