10

309 91 497
                                    

Kakek merayakan ulangtahun Tian. Beruntung di sini juga ada staff KAEFSI yang membuat Ayam Krispy untuk mereka semua.

Fuuhh...

Ia meniup lilinnya. Semua orang bertepuk tangan gembira. Begitu juga dengan Tian. Ia merasa senang bisa merayakan ulangtahunnya meskipun semua sudah berubah.

Setelah acaranya selesai. Tian mengajak Winnie pulang. Dan tak lupa ia membawa beberapa Makanan dan Minuman untuk di bawa ke Rumah.

“Gua ikut.” pinta Valen yang langsung di tolak Tian.

“Ga usah nanti ga muat balik kesininya.” ucap Tian yang disetujui Winnie.

“Win, hati-hati ya.” ucap Valen yang di Iyakan oleh Winnie.

15 menit lagi Tahun Baru.

Biasanya menjelang Tahun Baru langit-langit dihiasi kembang Api/ petasan. Terdengar suara terompet dimana-mana.

Namun sekarang hanya terdengar dentuman dan ledakan. Langit gelap karena asap kebakaran.

“Beda banget ya.” ucap Tian yang sedang mengendarai.

Citt...

Tian menginjak pedal rem tiba-tiba. Winnie bingung ada apa dengannya.

Tian menangkup wajah Winnie. Winnie reflek memukul tangannya.

“Apaan sih lu?” omelnya dan Tian hanya terkekeh.

“Berapa kali gua bilang jangan senyum di depan muka gue, Woy!”  omel Winnie yang tak tahan dengan senyuman Tian.

Ia merasa Pipinya panas. Jantungnya berdebar sangat cepat.

Tian tak kuasa menahan tawanya. Tangannya belum lepas dari pipi Winnie.

“Lepasin ah, ngapain tau pegang-pegang pipi gua.”

Cup...

Tian mencium kening Winnie sekilas. Reflek Winnie memukul bibirnya.

“Ngapain sih cium-cium segala?!” omelnya. Ia ingin menghapus bekas kecupan Tian di keningnya.

“Jangan di apus! Kalo lu apus gua tambahin!”

Tian melanjutkan lajunya.

“Satu kening, Dua Hidung, Tiga apa yaa?” ledek Tian.

“Stop ah, bacot banget si lu!”

Tian merasa senang walaupun ia harus merasakan nyeri di bibirnya.

“Jadi pengen lagi.” ucapnya.

“Pengen apa?!” sinis Winnie.

“Ihh ga tau kenapa gua gemes banget sama lu.”

“Gua emang gemesin dari lahir!” ketus Winnie.

Sesampainya di Rumah. Tian mengajak Mama dan yang lainnya untuk makan bersama sebelum pergi ke rumah Kakek.

“Tian, muka Kamu kenapa?” tanya Mama yang melihat banyak lebam di wajah Tian.

“Kamu juga kenapa, Win?”

“Tadi kita Kecelakaan di jalan, Mah.”

“Oh ya tadi Kita ketemu sama si Preman.” lanjut Tian.

“Beruntung ada Kakeknya Tian yang nolongin Wini tadi.” jelas Winnie. Lalu ia pamit untuk mengganti baju. Ia tak suka memakai baju milik orang lain.

“Bibir bang Tian kenapa tuh?” tanya Cia di sela makannya.

“Ini?” Tian menunjuk Bibirnya.

ZiYA (END)Where stories live. Discover now