CERPEN : CITRA

Mulai dari awal
                                    

Apa memang ini hukuman untuknya?

Ia memang terselamatkan dari amukan orang tuanya. Namanya tetap bersih di mata anggota Janitra, pun tidak menimbulkan skandal tentang dirinya yang hamil di luar nikah. Karena pernikahannya dengan Arga yang dengan embel-embel, 'perjodohan'.

Orang tuanya dan orang tua Arga mengira mereka pacaran dan hamil. Hanya keempat orang itu yang tau ia hamil, sementara anggota Janitra yang lain tidak tau.

Ah kecuali Faras.

Pria itu tau, tapi bungkam.

Juga teman-temannya yang tau, sekaligus tau apa yang terjadi.

Karena tindakannya tersebut, ia pun kehilangan teman-temannya yang kecewa padanya.

Hanya Freya yang senantiasa berada di sisinya. Selalu menguatkannya di kondisinya yang saat ini sangat-sangat tertekan.

Citra sangat memaklumi teman-temannya yang marah padanya. Karena kebodohannya ...

Dari awal Megumi ingatkan, juga lainnya jika harusnya ia berhenti. Berhenti dari hubungannya dengan Faras, tapi ia yang keras kepala sama sekali tidak mendengarkan.

Karena cinta, ia menjadi keras kepala.
Karena cinta, ia menjadi wanita yang bodoh.
Dan karena cinta, ia seperti ini ...
Hidunya hancur berantakan ...

●•••●

Kegiatan Citra semenjak hamil hanya tinggal berdiam di dalam kamar. Mungkin kamar mandi adalah destinasi favoritnya di rumahnya ini. Rumah megah yang diberikan Eyang padanya.

Karena kondisinya yang terserang rasa malas dan selalu lemas sehingga ia tidak pernah menyempatkan diri untuk berkeliling di rumah tersebut. Bahkan keluar dari kamarnya saja, sangat jarang. Makan pun diantarkan ke kamar, itu pun jarang menghabiskan makanannya karena jika makan ia akan berakhir muntah.

Apa begini rasanya hamil?
Kenapa begitu menyiksa?

Menyiksa fisik, maupun batinnya.

Ponselnya berdenting dan yang menghubunginya Mami. Segera ia menjawab panggilan, "Halo Mam."

"Hei, keadaan kamu gimana? Udah makan?" Hampir setiap harinya Mami menanyakan hal tersebut jika menelepon. Mungkin jika Mami tidak sedang berada di luar negeri, sudah pasti Mami akan berada di sini dan memaksakanya makan.

"Udah." Citra melirik makanan yang sama sekali belum ia sentuh.

Lalu Mami mengalihkan panggila video membuat Citra menghela nafas pelan. Ia menolaknya lalu kembali Mami menelepon. Mulai mengemolinya, tau jika ia belum makan.

"Gak bisa." Citra menjadi cengeng sejak hamil, kini menangis membuat Mami berhenti mendumel. "Ka-kalau makan pasti muntah. Terus nanti badanku lemes," ujar Citra sesenggukan. Di seberang sana Mami menghela nafas pelan.

"Emang gitu kalau hamil. Tapi, kamu juga jangan terlalu manja, Dek. Kalau kamu gak makan, bukan cuma kamu aja yang nantinya kenapa-kenapa, tapi anakmu. Pikirin kondisi anakmu, apalagi kamu masih hamil muda."

Citra menyeka air matanya yang menetes tidak berhenti, diam mendengarkan Mami.

"Andai aja Mami tau kamu seperti ini. Mami pasti gak ikut Papimu. Mau Mami pulang?"

"Eng-enggak usah." Citra meringis pelan. Anak bungsu yang manja memang pantas disematkan untuknya. Meski sudah menikah dan kini hamil, masa ia masih berada di bawah ketiak Mami?

Apalagi pastinya ia cemas jika Mami senantiasa berada di sisinya, nanti hubungannya dengan Arga yang tidak baik ketahuan. Pun kebusukan yang ia sembunyikan terungkap.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang