Chapter 6

1.4K 151 56
                                    

Assalammualaikum bundaa bundaa
Siapa yang nungguin update?
Gada ja -Rinai🥰
Bodoamat intinya saya mau update, btw pa kabs kalian semua 👍? Apa 👎? Semoga always (👍=baik, 👎=jelek, = semangat) btw mauu jawabin pertanyaan soal

"Ja ini cerita nya bakalan persis ama yang RL?"

Oke oja jawab enggak bunda gak persis latarnya oja ubah total, tapi alur aslinya bakalan tetap sama kayak RL, beberapa tokoh yang di dunia nyata sebenarnya gak singgah dalam waktu bersamaan disini oja satuin jadii tetap stay tungguin Ojaa up nya ya, nanti kalian bisa nilai sendiri kok ocey🥰
Okey Gausah banyakk cerita cuss langsung saja

-AntonimHangat-

"Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatu Bundaaaaa yuhuuuu bidadari pulang karpet merahnya manaa?!" Teriak Rinai dari depan pintu, baru beberapa menit lalu motornya berhenti dengan selamat di pelataran rumahnya, dengan tas sekolah dipundak sebelah kiri, tangan sebelah kanan dia gunakan untung menenteng helm biru nya.

"Bundaaaaaaa, anaknya balik loh iniiii gada penyambutan tarian persembahan apa gimana gituuuu" lagi-lagi Rinai, berteriak setelah selesai menata kembali sepatunya di Rak ia berjalan menyusuri rumahnya mencari dimana sang Bunda berada, namun nihil berkali-kali Rinai, memanggil bahkan sekarang ia sudah di dapur dia tetap tidak mendapati dimana sang Bunda tercintanya berada

"Isss Bunda kemana sih? Pintu rumah gak dikunci, tapi dirumah sepi gak ada orang, nanti kalok ada maling gimana kan berabe Ck-Ck Bunda-Bunda teledor amat sih jadi Bunda,dasar Bunda-Bunda"
( : kenapa gak mak-mak? Ya karna dia bunda bukan
mak-mak
: kan sama aja oja😑
; ya suka suka oja lah😍)

"Bagus baguss pinter yaa ngatain Bunda nya dari belakang" sarkas seseorang tepat dibelakang Rinai, spontan hal tersebut membuat Rinai membalikkan badannya disana, sosok Nyonya Rosidiana Berdiri dengan sebilah pedang dapur (dibaca pisau) ditangan kanan nya, mungkin kalau dihasilkan serial ini akan menjadi suasana mencekam, seseorang dengan muka yang tak bersahabat memegang pisau daging yang mengkilat sekali tebas ah mantap bisa langsung beda dunia😍.

"Eh Bunda cakep amat tuh piso, baru beli ya Bun?" Sahut Rinai dengan cengengesan ayolah, nyawa Rinai sepertinya kali ini dalam bahaya.

"Tadi bilang apaa sayang hm? Coba ulang rasa-rasanya Bunda denger kata TELEDOR" senyum Bunda Rosi dengan sengaja menekankan kata TELEDOR dan jangan lupakan Pisau tadi yang masih melambai indah ditangan kanan nya

"Hah teledor? Enggak tuh Oca bilang pengen makan goreng telor bukan teledor Bunda salah denger kali" ayolah siapapun bantu Rinai......

Bunda Rosi, berjalan mendekati Rinai
"GLEK"
"Emm Bun, Bunda jan maen maen Rinai minta maaf seriusan dah gak boong tadi Rinai bilang teh Goreng Telor bukan teledor" ujar Rinai keringat dingin melihat Bundanya mendekat dengan pisau di tangannya.

"Apasih Bunda mau cincang daging ini"

"Ya Allah Bunda ampun sumpah ampun, jangan cincang Oca Bund Oca belum kawin ini HUAAA AYAH TOLONG OCAA YAH, AYAH TO-"

"sutttt apasih Oca heboh banget teriak teriak, Allahuakbar ini bukan keboon, awas napa Bunda mau masak itu daging sebelah kamu" tunjuk Bunda Rosi pada daging tepat di sebelah Rinai

"Hah daging?, oalah Daging ini Oca kira Bunda mau cincang Oca bund"

"Heh sembarangan kamu pikir bunda psycopath tega ama anak sendiri?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antonim HangatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang