-6-

402 112 32
                                    

Jisung sesekali menoleh, memastikan kalau Haebi tidak tertinggal jauh atau pingsan dijalan. Keduanya kurang tahu apa yang terjadi antara Renjun dan Milenka, sejak semalam Milenka tampak berapi-api ingin membantai seseorang. Pagi inipun mereka berempat pulang lebih dulu meninggalkan yang lain membereskan tenda.

"Len! Istirahat sebentar, dong. Haebi cape noh!" Perkataan Jisung bagai angin lalu. Milenka dengan dendam yang membara masih melangkah bar-bar seperti orang kesetanan.

"Mil, gue minta maaf. Tapi, gue beneran nggak ada apa-apa sama sodari tiri lo," mohon Renjun, padahal dia tidak bersalah. Kalimat serupa Renjun ucap berulang-ulang meski Milenka terus mengabaikan.

Haebi serta Jisung yang melihat usaha Renjun mengejar langkah Milenka dengan lunglai merasa kasihan. Wajah ketua osis yang biasanya datar kini terlihat merah, napas Renjun tersengal, dan dia kelihatan begitu lelah dibanding Haebi.

"Mil-"

"Apa?!" potong Milenka, berhenti secara tiba-tiba dan berbalik menatap sengit Renjun yang hendak memanggil.

"Maafin gue, ya?" Renjun menggenggam jemari tangan Milenka. Ransel yang berada dipunggungnya terasa berat, tapi ia acuhkan karena meredakan amarah Milenka sekarang jauh lebih penting.

"Gue kasih spoiler kedepannya hubungan kita bakal kek gimana! Kak Renjun entar kasian sama Yeonhee yang sering gue jahatin, terus mutusin gue dan naksir Yeonhee. Abis itu kalian jadian, guepun bales dendam. Tapi, karna gue kena karma, akhirnya gue tobat dan hidup menyendiri di planet Pluto selamanya. Tamat."

Bukan hanya Renjun yang melongo saat mendengar cerocosan panjang Milenka. Jisung serta Haebi yang tengah duduk beristirahat juga tampak sangat tercengang.

"Pluto udah nggak diitung planet betewe," sela Haebi yang radar syoknya telah berkurang.

"Masa, sih? Kalo gitu ganti planet Jupiter aja." Milenka menjawab kalem, sementara dihadapannya Renjun menggeram menekan emosi.

"Heh! Ini tuh kehidupan beneran. Bukan sinetron yang lo tonton atau cerita yang lo baca! Mana mungkin gue naksir sama cewek sok kenal yang bentuk mukanya bahkan nggak gue inget, udah gitu langsung minta bantuan gue pula. Coba lo pikir pake otak! Gue bakal ngerasa kasian apa malah ilfil?!" Giliran Renjun yang balas mengamuk.

"Lah, kalo Kak Renjun gak suka sama Yeonhee bales dendam gue gimana? Masa cuma ngerebut harta ayah aja? Nggak seru, dong!"

"Gue sukanya Milenka! Nggak mau yang laen!" Renjun hampir berteriak frustasi.

"Harus kasih bukti! Sini gue cium," kata Milenka seraya memonyong-monyongkan bibirnya mendekati Renjun.

"Gini rasanya jadi batu," bisik Jisung yang lekas diangguki Haebi.

Tangan Renjun menghalau wajah Milenka. "Gue belum siap, entar sekali cium lo kebablasan kemana-mana."

"Gak bakal gue perkosa, palingan raba-raba dikit," gumam Milenka enteng.

"Belum nikah, dosa tau!" seru Renjun.

Milenka menghentakan kaki kesal. Kemudian berjalan cepat meninggalkan Renjun yang buru-buru mengejarnya.

"Sampe rumah nanti gue mau nyiapin segudang rencana buat mukul Yeon-tai-hee. Kak Renjun jangan ikut campur!" Gadis itu tak menoleh, mengabaikan Renjun yang melangkah tertatih.

"Gaes, tunggu di pos, ya!" Jisung yang menyadari kalau Haebi masih kelelahan memilih untuk istirahat sebentar lagi.

Dari atas menuju pos, perjalanannya berbatu, sementara sampai pos ke bawah akan ada jalan setapak.

Ponsel Haebi berbunyi, chat masuk membuatnya serta Jisung membaca bersama-sama.

Mark :
Pelan-pelan aja, si Renjun demam.
09.34

Mark :
Terus kata Bang Doyoung adeknya jangan disuruh duluan. Milenka gak hapal jalan.
09.35, read.

"Kacau," lirih Jisung dan Haebi kompak. Masalahnya Renjun sedang berjalan cepat mengejar Milenka yang melangkah entah kemana.







•••

[END] Miss Pervert || Hrj [Tikung S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang