Badboy 15

14 3 0
                                    

Suaranya terdengar familiar, ia tahu betul siapa pria dibalik helm tersebut, tubuh anna relfex berjalan mundur.

"E...elo...? Mau apa lo di sini?!" Anna gugup dan mulai bergetar.

"Gue kangen nih, gimana kabar kamu? Pindah kok gak bilang bilang? Jangan takut gitu dong sayang" laki-laki itu turun dari motornya hendak menghampiri anna.

"Stop! Enggak usah deket-deket deh, atau gue teriak sekarang juga!"ancam anna meskipun sebenarnya dirinya yang tengah terancam.

Ya Tuhan tolong... Kenapa hari ini sial banget sih. Lirih anna dalam hati.

"Teriak aja, siapa yang mau denger juga. Liat aja sepi gini, cuma ada kita berdua!" Ucap arsen dengan penekanan. Ya, arsen mantan sekaligus orang yang sudah membuat anna memiliki trauma yang cukup membekas.

Tentu saja anna tahu disini sepi, ancamannya bagi arsen tidak berpengaruh sama sekali.

"Jangan macem-macem sen, tolong! Lo mau apa lagi sih? Udah cukup, jangan ganggu gue bisa gak?" Anna mulai mundur lagi.

"Hei tenang dong, gue gak ngapain-ngapain kok, kecuali lo pengen gue apa-apain" arsen meraih tangan anna dan tersenyum penuh arti.

"Lepasin sen, lepas!!" Anna teriak dan memberontak.

"Biar gue anter pulang na, udah malem juga kan" ucap arsen sambil masih tersenyum. Luka di beberapa wajahnya menambah kesan menyeramkan di mata anna.

Anna bergidik ngeri dan mencoba mencari cara agar bisa pergi dari lelaki brengsek di depannya. Tiba-tiba sebuah ide melintas begitu saja, entah ini pilihan yang baik atau tidak, tapi anna rasa tidak ada cara lain.

"Lepasin! Gue mau di jemput devan, lo tau devan kan? Gue pacarnya! Sebaiknya lo pergi sebelum dia sampe sini dan lo abis saat itu juga!" ucap anna ngasal namun terdengar meyakinkan.

Mendengar nama devan di sebut, arsen teringat kejadian siang tadi saat dirinya dan anggotanya habis oleh Billion, sontak arsen melepas tangan anna.

"Lo bohong kan? Gak mungkin devan mau sama cewek kayak lo. Lo cuma ngaku-ngaku aja, iya kan?" ucap arsen tidak percaya.

Degup jantung anna berdebar kencang, "Lo gak percaya? Gue bisa telfon dia sekarang juga"

"Ehhh santai, gue gak nyangka lo pacar devan. Gue kira lo gak bakalan bisa pacaran lagi setelah apa yang pernah terjadi sama kita" arsen tersenyum kecut. Anna hanya terdiam sambil menatap arsen penuh kebencian.

"Lain kali mungkin kita bisa ngobrol-ngobrol na. Gue cabut" arsen memakai kembali helmnya lalu pergi meninggalkan anna. Sebelum benar benar melajukan motornya, arsen menatap anna beberapa saat dari balik helmnya.

"Hufftt.... Selamat" anna mengatur nafasnya sambil berjongkok, tubuhnya sangat lemas setelah berhadapan dengan arsen.

"Gue harus balik. Ni ojol lama banget lagi, gue batalin aja apa ya? Mumpung ada taksi" gumam anna sambil memberhentikan taksi yang kebetulan lewat.

•••••••••••

Di sekolah, jam istirahat.

"Bas pesen lagi ayamnya gih" pinta azriel. Mereka kini sedang makan di McDonald sekolah mereka.

"Pw gue, panggil aja napa sih, lagian gue tawarin 5 ayam tadi katanya cukup 3, bacot" Bastian fokus dengan makanannya.

"Buset az itu lo udah tiga ayam yang lo makan, makannya pake nasi!" Ucap rico.

"Males gue co, gue pesen lagi ya, ada yang mau nitip?" Tanya azriel.

BADBOYWhere stories live. Discover now