Badboy 11

18 4 1
                                    

Bangunan luas dengan dinding dipenuhi daun rambat menjadi lokasi yang dipilih billion untuk menyelesaikan masalahnya. Begitu selesai menyusun rencana tadi, Devan meminta anggotanya untuk mempertemukan kedua belah pihak yang bersangkutan. Beruntung tidak memakan waktu banyak.

"Ternyata lo yang gangguin dia" kata devan sambil menatap tajam lelaki di sebrang sana.

Yang ditatap hanya tersenyum miring, ini bukan kali pertama mereka bertemu. Jauh sebelum mereka dipertemukan seperti sekarang, mereka memang sudah bermasalah. Arsen, lelaki yang satu tingkat lebih tua dari devan lah yang selalu memulai.

"Siapa yang ngadu? Anna?" tanya arsen masih dengan senyum miringnya membuat Devan dan yang lain mengernyit.

Loh? Mereka saling kenal?  batinnya.

"Kenapa? Kaget? Kenalin, gue mantannya" arsen maju selangkah lebih dekat.

Devan terkejut bukan main, begitu juga yang lain. Sebenarnya bukan hal yang penting siapa anna di hidup arsen. Yang penting sekarang adalah memberi mereka pelajaran atas perlakuannya pada clara. Tapi kalau boleh jujur, Devan sedikit penasaran dengan hubungan anna dan arsen.

"Sayangnya dia pindah sekolah, gue jadi gabisa gangguin dia lagi" kata arsen berlagak sedih.

Pikiran devan jadi kemana-mana, memikirkan antara perkelahian selanjutnya, dan anna. Namun dengan cepat ia membuang opsi terakhir jauh-jauh. Yang boleh ada dipikirannya sekarang hanyalah 'berkelahi'.

"Kayaknya lo emang diciptain cuma buat jadi pengganggu" celetuk bastian.

Arsen menatap wajah marah bastian. Ingin semua ini cepat berakhir, arsen kembali ke permasalahan.

"Gue rasa kalian gak pernah ada hubungan apapun sama cewek itu. So, masalahnya dimana kalo gue gangguin dia? Emang lo pacarnya?" kata arsen membuat bastian mengetatkan rahangnya.

Dia adek gue, bangsat. Pala lo minta ditebas apa gimana? Batin bastian berteriak lantang.

"Emang orang yang kita lindungin harus kita pacarin? Lo macarin bokap lo? Enggak kan?" sahut azriel.

"Ck. Intinya kalo cewek itu bukan punya kalian, artinya punya gue!!" kata arsen.

"Gue peringatan buat jauhin dan jangan ganggu dia. Lo salah orang" ucap devan. "Gue gak main main" sambungnya.

"Udah, lo minta maaf aja sekarang dan jangan gangguin cewek kemarin lagi" ujar rico.

Mata arsen membola, dimana harga dirinya jika ia meminta maaf pada mereka? Hal itu tidak akan pernah terjadi dalam sejarah hidup arsen.

"Gue gak sudi"

"Yaelah, minta maaf aja sih, kalo berantem emang lo bakal menang? Enggak juga kan?" ucap azriel membuat emosi arsen dan yang lain tersulut, memang itu tujuan billion sedari tadi basa-basi. Agar emosi arsen tidak terkontrol melalui kalimat-kalimat sarkas yang diucapkan mereka. Dengan begitu, perkelahian akan lebih mudah dimenangkan jika emosi lawan tidak terkontrol.

Devan yang melihat itu menyunggingkan senyum liciknya, sang lawan sudah masuk perangkap.

"Sini lo, buktiin" kata arsen sedikit berteriak. Anak buahnya sudah siap dibelakang untuk mengikuti perintahnya.

"Kalo kalah jangan nangis ya" lagi, rico membuat arsen emosi.

Tanpa berfikir panjang dan belajar dari pengalaman, arsen langsung menyerang billion bersama yang lainnya tanpa memikirkan kedepannya. Devan suka lawan seperti arsen, bodoh dan mudah terpancing.

BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang