Awal yang tak terduga

87 51 43
                                    

Vote duluh❣
°°°
Mencoba bertahan dengan keadaan, walau keadaan tak mengizinkan
°°°

Derit sepatu bergesekan dengan lantai rumah sakit, sepasang sepatu kets memasuki sebuah ruangan yang khas dengan bau obat-obatan.

"Papa, " panggil seorang gadis berambut sepunggung, menyapa seorang pria dengan sebutan 'Papa'.

Pria itu menggunakan jas putih yang biasa dipakai oleh dokter.

"Ya, sayang. "

Gadis itu membuka lebar pintu ruangan lalu melangkah masuk menghampiri dokter dengan nametag Karl.

"Waktunya check up. " gadis itu mengangguk.
Diikutinya seorang suster menuju ruangan pemeriksaan. Hal rutin yang selalu ia jalani akhir-akhir ini.

Athalia Cleorine, atau lebih dikenal dengan panggilan Atha. Gadis berumur 17 tahun yang mengidap penyakit Glioblastoma.

Fyi  Glioblastoma atau yang juga disebut dengan glioblastoma multiforme adalah salah satu jenis kanker ganas yang tumbuh di otak atau sumsum tulang belakang.

Atha mengidap penyakit itu ketika ia akan memasuki kelas 1 SMA. Dan sudah sekitar dua tahun ia rawat di rumah sakit dengan perawatan intensif, mengingat Karl yang berprofesi sebagai dokter saraf.

Yah, Atha terpaksa berhenti sekolah demi kesehatannya. Dan sejujurnya itu semua sia-sia, kesehatannya tidak semakin membaik namun sebaliknya.

Kreek..

Atha membuka pintu ruangan Karl yang tampak sangat tertekan begitu melihat hasil pemeriksaan Putri tunggalnya itu.

Air mata yang tertahan tak kuat menahan kesedihannya. Atha tahu tak ada harapan hidup untuknya, ia bertahan sampai saat ini adalah suatu keajaiban.

"Pa.. " Atha duduk perlahan di atas kursi yang berhadapan langsung dengan Karl.

Karl menyeka air matanya, berusaha tegar di hadapan Atha. Atha tak ingin tahu hasil dari pemeriksaannya, ia tak ingin mengetahuinya. Karena hal itu hanya membuatnya semakin tertekan.

"Ya, sayang. "

"Atha ingin sekolah. " pintanya.

Tap..tap..tap..

"Kai! Tungguin... " hoshh..hoshh.. Deru nafas tak beraturan, mengejar sahabatnya yang berlari meninggalkannya.

Kriieett...

"Noah! Lo baek-baek aja kan? " cowok bernama Kai itu segera menghampiri sahabat kecil nya  yang terkapar tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.

"Aman, gue masih hidup kok hehe.. "

Braakk..

"NOAH! LO MASI IDUP KAN? " sebelum sempat mendengar jawaban Noah, Adryan langsung terkapar di bawah lantai dengan deru nafas yang masih tak teratur.

Hufft.. Kai memukul pelan bahu Noah.

"Kenapa lo nggak bilang kalau di serang tuh bocah? " kesal Kai.

"Ya, mau gimana lagi. Gue di serang mendadak, kalah jumlah lagi. "

Kai tak bisa berkata-kata, apa yang dikatakan Noah benar.

"Apa perlu kita rakit jam tangan anti keroyokan, jadi kalau salah satu dari kita di keroyok secara otomatis—" ucapan Adryan terpotong.

"Gue mau beli minum dulu ke bawah, lo tunggu disini. "

Bergegas Kai keluar kamar menuju kantin rumah sakit.

Brakk.. Tak sengaja ia menabrak seseorang, untungnya orang itu tidak terjatuh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HOPELESS ROMANTICS[ON GOING]Where stories live. Discover now