Together

100 16 5
                                    

Hari ini di base, Jeong hyeok dan Se ri akan merubah kamar Jeong hyeok untuk si bayi kembar dan tentunya dengan bantuan dari para calon imo dan samchon

"M-m-ianh", Gang tae meminta maaf, ia tidak sengaja menumpahkan sedikit cat di pakaian Man wol.

"Hya!" Man wol membalas Gang Tae dengan cat hitam. Cat hitam itu tidak sengaja mengenai Dong gu dan Hae sun yang berdiri bersebelahan.

"Hya, hya, hya!" Hae sun dan Dong gu mulai menyerang balik dengan air. Air itu tidak sengaja mengenai Joon gi dan Yea ji yang sedang lewat.

"Kalian mau mati!" Gas Yea ji diikuti oleh Joon gi dan terjadilah peperangan di antara ke-6 orang itu.

Di bawah...

"Untunglah mereka berenam mau membantu, tadinya aku ingin memakai jasa orang lain tapi mereka yang maksa jadi apa boleh buat", cerita Se ri, saat menelusuri tangga base bersama Jeong hyeok.

"Mereka terlalu bersemangat, ini memang pertama kalinya mereka memiliki keponakan", jelas Jeong hyeok.

"Cepat sekali waktu berlalu", ujar Se ri sambil mengelus perutnya.

"Iya", ujar Jeong hyeok, ia menarik Se ri dan memeluknya dari belakang.

"Mereka pasti sudah menunggu", ungkap Se ri.

"Mm", Jeong hyeok mengangguk setuju. Mereka berdua pergi ke lantai atas untuk menemui ke-enam adik mereka.

"Suara apa itu?" Tanya Se ri saat mendengar suara-suara aneh dari kamar itu. Jeong hyeok dan Se ri bergegas membuka pintu dan lihat apa yang mereka temukan!

Kamar yang sangat berantakan dengan ke-enam adik mereka yang sibuk berperang.

🛏️

👶🏻

"Setiap kali, pasti ujungnya gini", omel Se ri. Ke-enam adiknya hanya bisa terdiam sambil menunduk kebawah.

"Lebih baik aku sewa jasa saja", lanjut Se ri hendak melangkah keluar bersama Jeong hyeok.

"Noona", "Eonni", ke-enam orang itu membujuk Se ri untuk tidak pergi.

"Kita janji tidak akan mengacaukan semuanya lagi", janji Man wol.

"Tolong berikan satu kesempatan lagi", pinta ke-enam nya. Se ri terdiam sambil memandang ke-enam nya. I mengambil nafas panjang lalu menjawab, "aku berikan kalian satu kesempatan lagi."

Mereka mulai tersenyum kegirangan. "Tapi", potong Se ri.

"Kalau kalian mengacau lagi, aku tidak akan membiarkannya, mengerti?" Tegur Se ri dengan tegas. Mereka mengangguk dengan ceria lalu kembali ke pekerjaan mereka.

Kedelapannya bersama-sama merubah kamar itu. Mereka menghabiskan waktu bersama penuh tawa dan senyuman. Sambil bekerja, mereka membahas kenangan lucu dan bercanda bersama.

"Kiri kiri, ani kanan kanan, naik, turun, okay!" Hae sun memberi aba aba kepada Dong gu dan Joon gi yang sedang memajang sebuah gambar.

"Apa lebih baik cream atau putih?" Tanya Yea ji pada Gang tae.

"Hmmmmm", Gang Tae berfikir sejenak.

"Putih!" Seru Gang tae.

Di tempat lain, Man wol sedang memilih aksesoris kamar yang telah mereka beli.

"Lucunyaaa", ujar Se ri saat melihat tenda mungil yang Man wol pegang.

Tak lama kemudian, Jeong hyeok masuk sambil membawa sebuah kursi. Ia tersenyum lalu bertanya, "jagiya, kamu mau aku menaruh ini dimana?"

Mendengar panggilan Jeong hyeok semua orang langsung merespon, "uuuuuu, cie cie."

Sedangkan pipi Se ri hanya bisa memerah karena malu. "Kkk-kursinya taruh saja di dekat jendela", balas Se ri sedikit memalingkan wajahnya dari Jeong hyeok karena malu.

"Arasso", balas Jeong hyeok sambil tersenyum. 

Hari itu sangatlah menyenangkan bagi mereka. Tidak setiap hari, mereka bisa menghabiskan waktu bersama. Dan setelah berjam-jam...

"Terimakasih semuanya atas bantuan kalian", Se ri berterimakasih.

"No problem", jawab keenamnya serempak sambil tersenyum bahagia.

"Hasil kerja keras kita tidak sia-sia", ujar Joon gi sangat bangga dengan hasil kerja keras mereka.

"Aku menyukainya", balas Jeong hyeok.

"Apa kedua keponakan kita menyukainya?" Tanya Hae sun penasaran.

"Semoga mereka menyukainya, ini memakan waktu berjam-jam", balas Man wol.

"Aku berharap kamarku bisa sebagus ini", canda Gang tae.

"Iya, sepertinya kita harus mendekorasi ulang kamar kita masing-masing", lanjut Dong gu.

"Ku akui kita memiliki selera dan kemampuan yang bagus", sambung Yea ji.

"Oo", tiba tiba Se ri merasa bahwa kedua bayi mereka sedang cegukan.

"Ada apa", tanya Jeong hyeok khawatir.

"Mereka berdua sedang cegukan", jawab Se ri.

"Aku mau merasakannya!!" Seru keenam adik mereka berbalapan mendapat giliran untuk merasakannya.

Satu persatu dari mereka, meletakkan tangannya di atas perut Se ri dan mulai merasakan cegukan bayi itu.

"Imuuuuuuuuuut", mereka semua berteriak bersamaan.

"Kita menantikan kedatangan kalian berdua..."

8 Troubles Blackout (Complete)Where stories live. Discover now