15

3.3K 351 151
                                    

Sasuke membuka kunci pintu depan dengan sekali klik, mendorongnya terbuka, berdiri di serambi yang gelap dengan lampu mati dan pintu terbuka di belakangnya. Untuk waktu yang sangat lama, dia berdiri diam dalam kegelapan.

Seseorang pasti mendengarnya datang, karena lampu yang tiba-tiba menyala dan sosok itu berdiri di sana. Dia tersenyum lembut padanya, dan melangkah ke arahnya.

"Selamat datang di rumah," sapanya lembut.

Rumah.

Itu adalah kata-kata yang sudah lama tidak dia dengar. Ini rumahnya, rumah keluarganya. Walaupun sudah dibangun kembali, tapi rumahnya tetap berdiri di tanah yang sama bertahun-tahun lalu. Dia mengambil langkah pertamanya ditempat ini. Menunggu kepulangan Itachi dari misi di tempat ini.

Tapi semua kenangan itu tidak bisa menumpulkan rasa sakit dari apa yang telah pergi.

Rumah adalah kata yang aneh, karena tempat ini bisa sangat berarti, tetapi tanpa orang-orang yang pernah mengisi tempat ini, itu tidak berarti apa-apa. Tidak, ini lebih buruk dari itu, karena semua yang bisa dia lihat ketika dia melihat sekeliling rumah ini adalah kenangan tentang bagaimana keluarganya dulu.

Hinata memegang tangannya, membawanya ke ruang tamu. Sasuke membiarkannya.

Sasuke berjalan satu langkah dibelakangnya. Bertanya-tanya mengapa melihat Hinata selalu mengingatkannya pada sosok Mikoto. Gadis itu memiliki rambut panjang yang selalu dibiarkan tergerai seperti Mikoto. Melihat Hinata yang merawat luka Kurosuke setelah selesai berlatih mengingatkannya pada saat Mikoto mengoleskan salep untuk luka bakar disekitar wajahnya akibat terlalu lama berlatih jutsu api.

Hinata selalu perhatian dan baik padanya. Gadis itu selalu membawakannya makanan dari perumahan Hyuuga untuknya dengan alasan para playan memasak terlalu banyak. Sasuke mempercayainya sampai Uchiha Hinata memberitahu nya jika Hyuuga Hinata sengaja memasak untuknya. Itu berlangsung selama beberapa waktu. Kurang dari sebulan, tapi cukup lama bagi Sasuke. Dia tidak mengharapkan rutinitas baru di hidupnya yang monoton. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika menunggu Hinata setiap pagi menjadi rutinitas barunya.

Sasuke menarik tangan Hinata, dan mereka berdiri berdekatan. Mata Hinata sedikit melebar, tapi gadis itu menjadi rilex saat Sasuke membelai pipinya.

"Aku akan mencari tahu lebih dalam soal Dokter yang ditugaskan untuk pemeriksaan mata Shinsuke dan Jounin pembimbing Kurosuke." Katanya.

Hinata mengangkat jari telunjuknya ke bibirnya, menunjuk ke belakang bahunya. Dalam cahaya redup lampu, Sasuke bisa melihat Kurosuke meringkuk di sofa, tertidur lelap.

Jadi Sasuke menurunkan suaranya menjadi bisikan, dan memberi tahu Hinata bagaimana diskusinya saat bersama Kakashi di kantor Hokage tentang kecurigaan Uchiha Hinata terhadap dokter Shinsuke juga guru pembimbing Kurosuke. Walaupun masih belum yakin apa yang mereka rencanakan, tapi Sasuke akan mencari tahunya, Kakashi bahkan berjanji untuk membantu.

"Apa kau sudah makan?" Hinata berbisik, mundur selangkah. Sasuke menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak lapar," jawabnya pelan. Hinata tetap melangkah ke dapur, membuatkan sesuatu untuknya, dan dia tidak punya energi untuk menyuruhnya berhenti, jadi dia membiarkannya. Sasuke berjalan kearah sofa dan duduk disana, memperhatikan sosok tertidur Kurosuke.

Sudah lama sejak pertama kali mereka bertemu di hutan kematian, lalu Di kantor Hokage. Dia merasakan ada ketegangan antara dirinya di masa depan dengan Kurosuke. Entah apa. Tapi melihat cara bocah itu menatapnya dengan tatapan, kecewa, kerinduan, marah, sedih, Sasuke yakin jika ada sesuatu yang belum terselesaikan di antara dirinya dimasa depan dengan Kurosuke.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

in-betweenWhere stories live. Discover now