••••••

"Bibi, Renjun pamit keluar, ya?"

"Memangnya mau kemana?"

"Renjun mau ke rumah Haechan. Renjun kangen sama Mama hehe, kemarin juga Haechan bilang katanya Mama kangen Renjun," Ucapnya dengan senyum yang mengembang.

"Ya sudah, hati-hati di jalan, Den."

"Siap, Bi."

Setelah kepergian Renjun, Windy tersenyum tipis, "Ketika kebanyakan anak mendapat perhatian dari keluarga, tapi tidak dengan dia. Dia harus mencari kebahagiaan di luar rumah, entah dibahagiakan oleh orang lain, atau membahagiakan dirinya sendiri..." batinnya.

Di sisi lain, Renjun telah sampai di rumah Haechan. Ia mengetuk pintu rumah tersebut, "tok...tok...tok.."

Pintu tersebut terbuka, menampilkan sosok yang seumuran dengannya, "Renjun? Akhirnya dateng ke sini, tuh Mama dari kemarin nanyain kamu mulu," Haechan pun merangkul pundak Renjun dan membawanya masuk.

"MAMA, LIAT NIH SIAPA YANG DATENG."

Renjun yang di samping Haechan langsung mendengus pelan, "Berisik, Chan. Engga perlu teriak-teriak,"

Wanita paruh bawa yang awalnya fokus menonton tv teralihkan pandangannya, setelah mendengar anaknya berteriak. Ketika melihat ke arah sang anak, wanita tersebut lantas berdiri lalu menghampiri dua lelaki yang berdiri berdampingan.

"Kamu apa kabar, sayang?" tanyanya seraya memeluk lelaki yang bertubuh mungil.

Lelaki tersebut membalas pelukan di tubuhnya, "Renjun baik, Ma."

"Mama kangen kamu, udah lama ga ke sini. Memangnya ga kangen sama Mama?"

"Kengen dong, Renjun kangen banget sama Mama Yeri."

"Ekhemm, itu Renjunnya ga mau disuruh duduk dulu gitu, Ma?"

"Loh iya, Mama lupa," Yeri melepaskan pelukannya, lalu mempersilahkan anak-anaknya untuk duduk.

"Duduk sini, biar deketan sama Mama,"

Mereka berdua duduk dengan posisi Yeri berada di tengah, "Mama, papa di mana? Ko ga keliatan?"

"Papa lagi ada urusan sebentar, sayang. Belum lama juga perginya,"

"Ah begitu, ya." sedangkan Yeri hanya mengangguk.

"Injun sudah makan?" tanya Yeri yang sedang mengusap rambut Haechan, namun dengan pandangan melihat ke arah Renjun.

"Renjun masih kenyang, Ma."

"Memangnya terakhir makan kapan?"

"Tadi pagi,"

"Makan lagi, ya? Sekalian Mama juga mau masak. Ini sudah siang, jadi anak-anak Mama harus makan siang."

Haechan membenarkan posisi duduknya, menjadi menghadap ke arah Yeri, "Mama mau masak apa?"

"Memangnya kalian mau makan apa? Biar nanti Mama buatin,"

"Echan mau pasta, Ma."

"Okay, nanti Mama buatin pasta buat, echan. Kalo Injun mau apa?"

"Samain aja, Ma." jawabnya seraya tersenyum.

"Sebentar, ya? Mama buatin dulu. Kalian jangan berantem,"

Haechan dan Renjun berdecak pelan, "Mama, Echan dan Injun itu sudah besar!!"

Sedangkan Yeri terkekeh pelan, lalu melanjutkan pergi ke dapur untuk membuatkan anak-anaknya makanan. Meninggalkan Renjun dan Haechan yang sekarang sedang berbincang dan sesekali tertawa bersama.

"Semoga tawamu tidak akan pernah pudar, ya. Semoga selalu bertahan, Mama tidak tau gimana nantinya ketika melihat kamu jadi pendiam," Yeri berucap lirih dengan pandangan mengarah ke Renjun.

Setelah menunggu beberapa saat, Yeri telah selesai memasak pastanya, "Echan, Injun sini, sayang. Pastanya sudah jadi,"

Haechan dan Renjun yang asik berseda gurau pun bergegas menuju meja makan, mereka duduk berdampingan berhadapan langsung dengan Yeri.

"Selamat makan sayang-sayangnya, Mama."

Renjun menatap ke arah Yeri, "Mama tidak ikut makan?"

Yeri menggeleng, "Tidak, Mama masih kenyang. Yang penting anak-anak Mama makan dulu,"

"Ya sudah, Renjun makan dulu, Ma. Terima kasih sudah dibikinin pastanya," Yeri hanya mengangguk dengan senyum manis di bibirnya. Ia merasa senang ketika melihatnya, Renjun itu anaknya sampai kapanpun akan tetap menjadi anaknya.

Ketika semua orang mencoba untuk menjatuhkannya, maka ia akan berusaha untuk mengulurkan tangannya untuk membantunya Berdiri. Bukan hanya untuk Renjun, tetapi untuk Haechan juga. Karena ia merasa mempunyai dua anak, yaitu Haechan dan Renjun.

 Karena ia merasa mempunyai dua anak, yaitu Haechan dan Renjun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••••

Hallo Guys

Apa kabar, nih? Semoga selalu baik, ya. Selalu jaga kesehatan.

Jangan lupa vote dan comment, ya. Karena itu bikin aku semangat buat ngetiknya.

Jangan lupa kasih saran dan kritik, terima kasih.

Maaf kalau ceritanya gj, atau ga rapih.

Love you all ❤️


TBC-!!

Anargya || Huang RenjunWhere stories live. Discover now