3

554 85 1
                                    

Selamat Malam ❤️
Terima kasih buat yang udah baca ❤️

Happy Reading-!!!! ❤️

••••••

Hari ini adalah hari minggu, hari di mana kebanyakan orang memilih untuk di rumah. Entah sekedar untuk beristirahat atau berkumpul dan menghabiskan waktu dengan keluarganya.

Tapi tidak dengan Renjun, yang tersisa hanya beberapa orang yang bekerja di rumahnya. Ayah dan Bundanya pergi untuk urusan pekerjaan dari dua hari yang lalu, sedangkan Jeno dan Jaemin pergi dari semalam.

Ia tidak tau kemana kedua adiknya itu pergi, karena memang mereka tidak bilang kepada Renjun akan pergi kemana.

Pagi ini lelaki tersebut terlihat menuruni tangga dengan senyum di bibirnya, lalu menuju ke arah dapur untuk menghampiri ART nya.

"Selamat pagi, Bi Windy."

Karena mereka terpanggil, sosok tersebut pun menoleh, "Selamat pagi juga, Den."

"Bibi, udah cuci baju belum, ya?"

"Belum, Den. Ini bibi baru mau cuci baju,"

Mendengar jawaban dari Windy, bibir Renjun terangkat membentuk senyuman, "Renjun ikut, ya? Kita cuci baju bareng,"

"Eh, tidak usah, Den. Bajunya biar bibi aja sini yang cuciin,"

"Engga mau. Renjun mau cuci bareng sama bibi. Boleh, ya?" ucapnya dengan raut muka yang memohon.

"Okay, Renjun tidak menerima penolakan. Sebentar Renjun ambil bajunya, bibi langsung ke atas aja nanti Renjun nyusul." lanjutnya seraya menaiki tangga menuju kamarnya.

Sedangkan Windy hanya menggelengkan kepalanya pelan seraya tersenyum, lalu mengambil baju yang akan dicucinya dan membawanya ke tempat khusus mencuci.

Setelah beberapa saat, Renjun menghampiri sang Bibi yang sedang merendam baju-baju. Lalu mengambil satu ember dan mulai merendam baju yang akan dicucinya juga.

Namun ada beberapa baju yang dicuci memakai mesin cuci, dan ada beberapa baju yang dicuci menggunakan tangan.

"Bibi, sabun cucinya di sebelah mana?" tanya Renjun dengan sedikit berteriak. Karena memang Renjun sedang berada di luar tempat mencuci.

"Di sebelah tempat jemuran, Den. Kan ada rak sabun-sabun,"

Renjun yang sudah menemukan yang ia cari pun kembali ke tempatnya, ia duduk di kursi kecil di depan Windy, mereka pun mulai mencuci baju bersama sesekali disertai dengan beberapa candaan.

"Haha, Bibi liat wajah Bi Windy ada busanya." ucapannya dengan tertawa yang cukup keras.

"Loh? Iya kah? Di sebelah mana?" tanyanya dengan mengusap bagian wajahnya, namun bukannya bersih malah menjadi lebih banyak. Karena membersihkan wajah dengan tangan yang masih penuh sabun.

Renjun terkekeh dan membasuh tangannya, lalu membersihkan wajah Bibinya, " Nah, sudah. Sekarang sudah bersih."

Windy tersenyum, "Terima kasih, Den."

Renjun mengangguk, lalu kembali melanjutkan mencuci baju. Setelah beberapa saat akhirnya selesai dengan kegiatan mencuci, dan sudah di keringkan juga. Lalu sekarang tinggal menjemur bajunya.

Renjun berdiri untuk meregangkan ototnya, yang terasa pegal karena terlalu lama pada posisi menunduk. Meskipun itu sudah terbiasa, terkadang tetap saja merasa pegal.

"Embernya biar Renjun yang bawa, Bi. Bibi langsung ke depan aja, buat siapin tempat jemurannya."

Windy pun keluar, lalu Renjun membawa dua ember berisi baju di tangannya dan menjemur semua baju-bajunya. Setelah selesai mencuci dan menjemur baju Renjun pun pamit ke kamarnya.

Anargya || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang