39. good bye Geovano

5K 312 34
                                    

Hari ini Minggu,
Rana tengah menyapu halaman setelah pagi-pagi buta udah selesai membuat sarapan dan berbenah.

Papanya aja belum bangun, tapi Rana udah selesai sama pekerjaan Rumah.

"Drtttt" Ponsel Rana bergetar dari dalam saku.

Ia segera mengeluarkan ponsel tersebut dari dalam saku kantong baju tidurnya. melihat panggilan masuk dari Angkasa, Rana cepat-cepat meletakan sapu dan sodonya.
"Halo.. " Ucap Rana dengan nada suara di manis-maniskan.

"Umm... Pagi, " Sahut Angkasa dengan nada suara khas baru bangun.

Rana menggigit bibir bawahnya sambil menahan senyum. Dadanya terasa meledak-ledak saat mendengar suara Angkasa di seberang sana.

"Pagi, " Jawab Rana yang udah ga bisa ngerangkai kalimat lagi. Jantungnya keburu deg-degan dan otaknya penuh dengan emot lope-lope.

"Huahemmm, " Angkasa menguap dan Rana yang mendengar itu meloncat kegirangan. " Cantiku... Aku Kangen, "

DORRRR....

Jantung Rana seakan di tembak pakai tank amfibi buatan bekasi ( emang ada?)

"Hmmm... " Rana hanya berdeham dan dengan senyum merekah ia masih tak percaya hari ini Angkasa menelpon dengan suara manja begini.

"Kamu ga kangen aku? " Angkasa berbicara dengan nada ngambek. Ish gemeush.

Rana cepat-cepat menjawab, " Kangen sayang... " Kata Rana dengan tangan gemetar.

Angkasa yang mendengar jawaban Rana tersenyum lebar dan penuh dengan perasaan berbunga-bunga di seberang sana, " Cium.. " Kata Angkasa dengan jahilnya.

"Ishh maluu... " Tolak Rana sambil memainkan ujung bajunya.

Sesekali ia clingak-clinguk memastikan keadaan aman. Tak ada ayahnya.

"Yaudah kalo kamu ga mau nyium aku, biar aku aja yang nyium kamu, " Jawab Angkasa enteng. " Muachh... Muachhhh... Muachhh, " Terdengar suara kecupan bibir Angkasa dari seberang sana.

Rana menutup bibirnya dengan telapak tangan, ga tahan buat senyum kegiragan. Ia bahkan sampai-sampai menggoyangkan tubuhnya lalu berlari masuk kedalam rumah sambil melompat-lompat.

"Sayang... Aku mau mandi yah, " Izin Angkasa.

Rana mendaratkan bokongnya di sofa, " Ikuttt... " Jawab Rana sekedar iseng.

Angkasa berdecak, " Ga boleh. Nanti mandi bareng di rumah aku aja ya cantikku sayang"

Rana tertawa kecil, " Ujung-ujungnya bukan mandi... "

Angkasa juga terkekeh geli di sana, " Tuh kamu tau " Lalu terdengar suara hembusan napas berat, " Jadi kangen mimi, " Ucap Angkasa dengan nada mengeluh.

Rana mengerutkan dahi, heran siapa mimi, " Mimi? " Tanya Rana.

"Iya sayang, gumpalan lemak kesayangan aku. Namanya mimi"

Rana diam sejenak, lalu tertawa setelah paham maksud Angkasa. Mimi adalah tete Rana:')

"Iya nih, kangen di elus lagi" Jawab Rana masih dengan tawa yang belum usai.

Angkasa terdiam sejenak, " Hmmm sepulang dari rumah Geovano... "

"Ga mau ah... Gue ga ada mood Angkasaaa! " Tolak Rana tanpa menunggu Angkasa menyelesaikan kalimatnya.

"Ga mau apaan? " Angkasa sedikit ngegas.

Rana memutar bola matanya kesal lalu mendekatkan ponselnya ke bibirnya, " Gue ga mau ngewee" Ujarnya dengan nada berbisik tapi penuh penekanan. Sedangkan bola matanya terus memantau sekeliling. Masih aman ayahnya belum nongol.

Mr. Angkasa (18++) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang