32. salah paham

5.7K 333 18
                                    

Malamnya, Gildan dengan senyum merekah berjalan masuk kedalam rumah Angkasa sambil memainkan kunci mobil dan bersenandung.

Di dalam rumah tepatnya di ruang tamu, beberapa anak BUMANTARA lagi ngumpul.

"Woeh... " Danis langsung julidin Gildan yang lagi senyum-senyum.

Senyum Gildan makin lebar melihat teman-temannya di sana.

" Nape lu? " Tanya Aksa dengan mimik ngantuk karena nemenin Geovano di rumah sakit dari kemarin.

Yusa yang baru keluar dari dapur sambil bawa napan berisi kopi buat Aksa cuma berdecih saat Gildan duduk di sofa, " Lo kan yang ambil coklat di kulkas, " Tuduhnya pada Gildan dengan lirikan sinis.

" Thanks.. " Aksa mengambil kopi yang di bawakan Yusa dengan lemas.

Beberapa menit kemudian Lembayung datang bareng Vino. Lembayung menenteng tas belanjaan besar yang udah jelas itu isinya pasti makanan ringan buat BUMANTARA.

Sedangkan Vino tersenyum sopan membuntuti Lembayung.

Danis melompat girang melihat bawaan Lembayung dan menghampirinya, " Wowww Lord gue nih dateng... "

Dengan tatapan datarnya, Lembayung menyodorkan bawaannya.

Segera Danis dan Yusa merebutkan tas itu.

" Daniel mana? " Tanya Lembayung pada orang di sana dan ga memperdulikan Yusa dan Danis yang udah kaya monyet rebutan pisang keprok.

Gildan menatap sekeliling, lalu mengherdikan bahu. Begitupun Vero dan Ripa.

" Ga tau... Belom keliatan dari tadi, " Kata Ripa enteng, " Eh Yus.. Lempar tuh Chitata, " Tambahnya saat melihat makanan ringan berbahan kentang.

Yusa nurut aja, dia malah nungguin Danis yang lagi buka box lita Choco pie yang ada Marshmellow nya.

Dia bilang dia nungguin gue disini, tapi kok ga ada ya.. " Lembayung segera mengecek ponselnya.

Vino juga clingak-clinguk, Rana ga ada di sana. Mungkin lagi berduaan sama Angkasa, soalnya Angkasa juga ga ada di sana.

Selanjutnya, Mata Vino melihat Angkasa sedang menuruni tangga dengan tatapan datarnya.

Usai sampai di bawah, ia lalu mengamati satu persatu orang di sana dan masuk ke dapur tanpa menyapa Lembayung ataupun Vino.

"Eh.. Duduk dulu, kuat banget berdiri udah kaya patung di toko baju lo..., "kata Yusa usai mendapatkan lita Choco pie.

" Mannequin, " Koreksi Vero sambil mencomot Chitata yang di pegang Ripa.

Vino dan Lembayung pun duduk di sofa.

Kemudian Angkasa keluar dan berjalan menaiki tangga sambil memegang botol air mineral.

"Dia udah sembuh? " Tanya Lembayung sambil nunjuk  Angkasa dengan dagunya.

Danis mengherdikan bahu. Sedangkan Aksa malah terlelap.

" Rana mana? " Tanya Vino to the point.

Mendengar nama Rana, Angkasa yang lagi neguk air tiba-tiba tersedak, ia kemudian terbatuk-batuk di pertengahan tangga.

Kenapa ia baru sadar kalo Rana ga keliatan dari tadi, pantesan ia ngerasa ada yang kurang. Ia butuh Rana sekarang juga. Rasa rindunya mulai menjalar.

" Entah... Tu anak juga ga keliatan dari tadi, " Jawab Yusa enteng.

Gildan menjitak kepala Yusa enteng , " Sepulang sekolah gue jemput trus gue anterin sampe sini... Palingan lagi gali sumur sama Angkasa., "

Yusa mengusap dahinya dan membalas jitakan Gildan, " Demi Aksa yang mimpi basah, Rana ga keliatan dari tadi... " Ucapnya dengan mimik serius.

Mr. Angkasa (18++) Where stories live. Discover now