34. ngundurin diri?

6.1K 330 14
                                    

Usai makan, Rana membawa semua piring kotor kedapur di bantu oleh dua pria yang kayanya Butler di Villa milik Angkasa.

" Udah mbak, mending istirahat aja. Biar kami yang beresin semua. " Kata pria yang berbaju putih seraya menerima piring kotor yang di pegang Rana.

Rana mengerucutkan bibirnya ,menimang satu pertanyaan yang dari tadi melayang di kepalangya. Dia lalu bertanya, " Kalian kenal yang namanya Kirana gak? " Rana mulai mengorek bahan masalah buat Angkasa.

Pria berbaju merah itu mengangguk mantap, " Dulu sering dateng nginep di Villa ini mbak... "

Rana membelakan matanya, " Nginep pak? "

Dua pria itu mengangguk mantap bersamaan.

"Sialan ya lo ANGKASA!!!!!!! " Rana mengacungkan kepalan tanganya tinggi.

Di halaman belakang Villa, yang kebetulan langsung menghadap bukit dan hutan lebat. Dua pria ayah dan anak, lebih tepatnya Angkasa dan papanya sedang duduk memandangi pemandangan indah di sana.

"Kamu sempet kontakan lagi sama mama? " Langit mulai memulai percakapan sambil meneguk kopi panas buatan calon mantunya.

Angkasa menoleh sekejap lalu menunduk, " Menurut papa... Apa aku harus manggil dia dengan sebutan mama? "

Langit tersedak mendengar pertanyaan Angkasa, " Uhukkk... Uhkk... Ahhhh, " Ia meletakan kopinya dan mengambil tisu lalu membersihkan bibirnya.

"Dimana-mana yang ada itu mantan suami istri, bukan mantan ibu, apalagi mantan anak. Jangan ngaco kamu... " Jelasnya. Langit lalu menyandarkan punggungnya, " Jujur, kadang-kadang papa kangen sama mama kamu... " Ia menarik napas dalam-dalam.

"Aku juga..."

"Angkasa!!!!!!!! " Teriak Rana lantang.

Angkasa tersentak lalu menoleh kebelakang, terlihat Rana lagi emosi parah.

"Ini kenapa lagi? " Guman Angkasa, padahal di meja makan mereka sempat berantem trus damai lagi.

---***---

"Apa Van??? " Rana menggebrak Ranjang tempat Geovano berbaring.

"Kenapa? " Tanya Angkasa datar, walau sebenarnya dia sedikit kecewa atas keputusan Geovano untuk kembali ke Bali.

Geovano memijat kepalanya yang masih pusing, " Gue pengen nurutin kemauan mama.. "

Angkasa berdecih, paham ada yang Geovano sembunyikan. Pasalnya sejak kepergian Kayla Geovano jadi pembangkang parah. Mana mungkin dia mau nurutin kemauan orang lain. Termasuk mamanya.

"Yah... Gue ga bisa nebeng di mobil lo lagi ishhh... " Rengek Rana.

Sedangkan Angkasa menatap datar Rana.

Usai membesuk Geovano, Rana masuk kedalam mobil Angkasa .

"Ran... " Panggil Angkasa saat suasana hening.

"Napa? " Jawabnya ketus.

Angkasa menoleh ke wajah Rana, " Menurut lo... Mobil gue ga sebagus mobil Geovano? "

Rana mengerutkan dahi.

" Apa perlu gue pake mobil yang di Villa? "

Rana mencubit lengan Angkasa, " Kenapa lo mendadak kaya bocil sih ah? Pertanyaan macam apa ini? " Rana lalu membuang pandang.

Angkasa menghembuskan napas kecewa lalu membawa mobil turun kejalan Raya yang ramai.

" Kenapa Rana ga sadar sih? Gue cemburu Ran... Gue tau kalian cuma temen. Tapi gue tetep ngerasa Geovano ancaman terbesar bagi gue.... Bisa ga sih lo jaga jarak dari dia... Seenggaknya di hadapan gue aja.. Hati gue panes Raaann, " Angkasa mulai perang batin.

Mr. Angkasa (18++) Where stories live. Discover now