12. Brooot

10.2K 310 10
                                    

"Iya papa ku cintaaa" Rana memutar bola matanya malas saat mendengar ocehan Aswan sang ayah dari balik telepon.

Sore ini ia tengah berada di sebuah supermarket yang baru buka. Tadi ia pulang cepat saat Glen bilang ada supermarket besar yang mengadakan diskon besar-besaran. Dengan celana jeans selutut dan kaos berwarna biru langit ia menjelajahi tiap inci bangunan besar ini, memburu bahan makanan yang sedang diskon.

Dengan ponsel yang melekat di telinganya ia mendorong trolley menyusuri tiap lorong sambil melihat-lihat produk yang berjejer di rak. Ia berhenti sejenak saat melihat  papan yang bertuliskan " Diskon 50%" lalu memasukan beberapa kaleng sarden.
"Hmmmm enakan yang merah apa yang ijo? " Tanya Rana pada papanya.

"Apa? ".

" Sarden"

"Yang murah aja, inget harus hemat. Keuangan lagi buruk cafe sepi terus"

Rana berdecih, sudah hapal prinsip sang ayah. 'Rasa No 2 Harga No 1' pelit banget kan?

"Itu artinya Rana yang harus turun tangan, sesekali ajak lah anakmu yang cantik ini ke sana. Siapa tau ada bule kecantol" Ia tertawa lalu mendorong kereta belanjaan yang sudah  penuh itu ke kasir.

"Engga boleh"papanya terdengar menyeruput minuman di sana " Temen papa genit semua, nanti ngeliat kamu bisa-bisa papa dapet vila"

"Hah?" Rana menyerahkan belanjaannya ke kasir dan petugas kasir segera mentotal belanjaan Rana.

"Temen papa di sini orang berduit semua, kalo ngeliat kamu bisa-bisa mereka naksir trus di sogok lah papa pake vila minimal yang di kawasan seminyak" Canda Aswan. Ya bukan itu alasan sebenarnya ia melarang betul Rana ke Bali sejak dulu, ia tak ingin putri kesayangannya melihat hidupnya yang keras di Bali. Ya walau sejak memiliki cafe sendiri ia tak pernah mengalami masalah keuangan lagi tapi ia tak ingin Rana sedih melihat ayahnya yang hidup kesepian di sini.

"Amin pa, cariin yang udah bau tanah. Nanti mati warisan bagi 2. Setuju? " Rana tertawa menanggapi candaan ayahnya membuat ayahnya menyunggingkan senyum di seberang sana.

"Total Rp. 413.000 mbak" Kata sang kasir memecah ke asikan Rana dengan ayahnya.

"Bentar pa, bayar dulu" Ia mengeluarkan beberapa lembar uangnya dari dalam saku. Matanya terbelak saat ia sadar ia hanya membawa 4 lembar seratus ribuan dan dua lembar lima ribuan. Parah uangnya kurang. Kemudian ia menoleh ke mbak kasir yang sudah usai memasukan belanjaan Rana ke kantong belanjaan besar.

Ia menggigit bibir bawahnya tak enak hati, "mbak uang saya kurang tiga ribu. Barangnya boleh di kurangin? " Sebenarnya ia malu.

Petugas kasir itu tersenyum lalu mengangguk. Tangannya menarik kembali tas besar yang penuh dengan barang belanjaan Rana.

"Tunggu, " Suara lembut mencegat kasir itu.

Ternyata seorang gadis dengan tinggi setara dengan Rana yang kebetulan mengantri tepat di belakang Rana pelakunya.

"Pake uang saya aja, " Ia tersenyum tulus. Lalu menyerahkan uang Rp. 20.000 dan dua botol air mineral. "Tolong, saya cepet-cepet" Ia menepis rambut yang sempat menghalangi pandangannya.

Wajah cantinya seketika memancarkan aura positif di tambah dengan atasan pink yang cocok dengan kulit putihnya dan jeans panjang yang menambah kesan elegan di kaki jenjangnya seketika membuat Rana kagum akan kecantikannya.

Rana tersenyum terharu lalu bertanya, sambil merangkul tas belanjaan yang berat itu.
"Lo tinggal di mana? Biar gue ganti duit lo bentar"

Gadis itu hanya tersenyum, "santai aja. " Lalu menepuk bahu Rana dan berjalan keluar saat transakainya selesai.

Mr. Angkasa (18++) Where stories live. Discover now