"Lo kepaksa kan?" Tebak Dea, dengan ragu penjambret itu mengangguk.

"Karna?"

"Gue mau biayain ibu gue yang lagi dirumah sakit" sautnya dengan kepala menunduk, "gue gak tau harus apa, gue udah cari kerjaan dimana pun tapi gak ada yang terima gue" imbuhnya.

Dea menggeleng pelan, lalu mengambil sesuatu didalam tasnya.

"Semua ada jalannya, minta sama sang pemberi rezeki, dan ini semoga membantu" ucap Dea memberikan beberapa lembar uang.

"Ambil" ucap Dea lagi, saat penjambret itu hanya memandanginya.

"Buat ibu Lo, gak gue harap Lo gak perlu maling-maling kaya tadi" Dea memberikan uang tersebut ditangan laki-laki itu dan pergi.

"Ayo El" ajak Dea, "oh ya pak, gak usah diperpanjang ya" ucap Dea pada dua satpam Tersebut.

"Baik mbak" saut keduanya yang masih kagum dengan tindakan Dea, perempuan itu tegas dan pemberani, juga berhati baik.

"Lo gapapa ?" Tanya Ellen.

"Gapapa" saut Dea tersenyum.

"Gilaa, keren sih Lo, kalo orang lain nih ya, udah dibawa tuh anak"

"Dia kepaksa, ibunya sakit"

"Kalo dia boong gimana?"

"Urusan dia"

🌻

Sepulang dari mall Dea pergi kekantor Zaki, ia ingin mampir sebentar, dirumah juga tidak ada orang, maka dari itu Dea memilih pergi kekantor saja.

Sesampainya didepan pintu ruangan Zaki, Dea mengetuk pintu sebentar.
"Masuk" suara Zaki dari dalam. Dea pun masuk kedalam.

Matanya terkunci saat melihat Zaki bersama Fely dalam ruangannya, Dea mencoba bersikap biasa walau hatinya sudah terbakar.

"Kamu kesini" kaget Zaki.

"Hmm" saut Dea berdehem lalu duduk disofa.

"Pak kalo begitu saya permisi" ucap Fely tidak nyaman Sendiri.

"Baik, nanti kirim lewat email"

"Baik pak" Fely pun keluar dari ruangan Zaki.

Dengan semangat Zaki mendekati Dea yang duduk disofa, "belanja apa tadi?" Tanya Zaki pada perempuan itu.

"Baju"

"Apalagi?"

"Gak ada"

"Kok cuek banget sih" Zaki mengarahkan wajah Dea agar mengarah padanya.

"Udah iih, cape aku" ketus Dea menggeser posisi duduknya sedikit menjauh.

Zaki tersenyum, "cemburu?" Tebak Zaki

"Gak" saut Dea dengan wajah datarnya.

"Masa?" Goda Zaki

"Aku mau pulang" Dea beranjak berdiri, secepat kilat Zaki menarik tangan Dea hingga duduk kembali.

"Ngambek, gitu aja ngambek"

"Siapa yang ngambek, aku kesini cuma ngasih itu kekamu, udah kan. Sekarang aku mau pulang" cerocos Dea.

Zaki merasa gemas melihat wajah suram istrinya, lucu sekali jika sedang cemburu. "Dia sekertaris aku sayang, Edward lagi ada kepentingan pribadi sama keluarganya" jelas Zaki.

"Gak tanya"

"Udah dong, ketus aja daritadi"

"Biasa aja"

ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT  )Where stories live. Discover now