"Bella gue pergi dulu! Nanti kita ngobrol lagi!" Teriak Rigel dari mejanya. Bella tak menghiraukan dan tetap makan bersama kedua temannya.
"Emang dia mau ngobrol sama lo gel?" Ucap Hendry seraya menahan tawanya. Yah Hendry melihat semua dari mejanya. Melihat bagaimana Rigel di tarik oleh Arnita dan langsung menciut saat masa depannya hampir melayang.
"Diem!." Ucap Rigel dengan kesal. Membuat ketiga temannya tertawa. Gevan sampai memukul bahu Egi saking kerasnya ia tertawa.
"Van sakit woi! Kira kira dong kalau mau nabok!" Ucap Egi seraya mengelus bahunya. "Sorry Gi ga sengaja abisnya temen lo tuh!" Ucap Gevan seraya menunjuk Rigel dengan dagu lalu lanjut tertawa. "Lu sih gel ganggu macan lagi tidur. Kan pawangnya pada ngamok" ucap Hendry melihat wajah Rigel yang makin memerah.
"Lo bertiga bisa diem ga?! Ribut banget dari tadi!" Rigel dengan kesal berdiri lalu meninggalkan kantin.
"Dih ngambek! BAPERAN LU GEL!" teriak Hendry yang melihat Rigel yang menjauh lalu tertawa saat Rigel menatapnya tajam dari jauh. "Bacot" ucap Rigel lalu menghilang di belokan pintu kantin.
Egi menggeleng heran melihat tingkah temannya. Ia berpikir mengapa bisa berteman dengan mereka.
***
"RIGEL!! SINI KAMU! GA USAH KABUR!" Bella bersama dua temannya sedang Berjalan menuju kelas mendengar teriakkan Bu Darmi sang guru BK menggeleng heran. "Si Rigel sehari ga buat ulah kayaknya bakal gatel gatel kali yah tuh badan!" Ucap Syifa yang melihat Bu Darmi yang sedang mengejar Rigel di lorong seberang lapangan.
"Mungkin" ucap Arnita menjawab dengan mengangkat bahu. Memang hal biasa bagi semua siswa yang bersekolah di SMA Harapan Nusa, seorang Rigel adalah pembuat keributan yang setiap hari ada saja tingkahnya.
Bella tetaplah Bella. Ia bahkan tidak menghiraukan sedang terjadi di sekitarnya. Biasanya saat jam seperti ini dia berada di dalam ruang perpustakaan yang dingin dan sunyi. Tapi karena kali ini ia di seret oleh dua manusia yang sungguh sangat berbeda jauh dengan sikapnya. Ia tak tahu mengapa mereka tetap menemaninya setelah banyak ketidak pedulian yang ia berikan bahkan teman sekelas pun jarang ada yang banyak berbicara dengannya kecuali dua manusia ini.
"Bel bulang sekolah lo mau gak ikut kita jalan?" Ucap Syifa hati hati. Bella menoleh melihat dua temannya yang menanti jawabannya. Arnita dan Syifa terlihat sangat ingin Bella ikut. Bella diam sejenak memikirkan jawabannya, setelah itu ia mengangguk membuat dua temannya tersenyum senang.
"Yeay oke nanti gue jemput-" ucapan Arnita terpotong oleh suara Bella.
"Gue aja yang jemput." Arnita dan Syifa mengangguk antusias selama setahun mereka berteman akhirnya Bella mulai membuka diri. Mereka rasa akan ad hal yang indah kedepan nanti.
"Oke deh nanti gue ke rumah lo nit biar sekalian ga jmput dua orang." Ucap Syifa kepada Arnita. Ia sangat senang kali ini jadi ia akan mempersiapkan semua hal agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak terduga
Nantinya.
***
Siang ini Rigel sedang berdiri di bawah teriknya matahari. Yaps ia sedang menerima hukuman dari Bu Darmi. Setelah di beri ceramah seperti ceramahan Egi disinilah ia sekarang berdiri. Di tengah lapangan di bawah terik matahari di depan tiang bendera.
"Jiahhh gimana gel panas?" Rigel menatap keatas tepatnya di lantai dua gedung kelasnya sudah berdiri ketiga temannya yang mamandanginya. Lebih tepatnya menikmati kesialan Rigel.
"Rese lu bertiga ga mau tolongin gue!" Rigel dengan kesal melempari temannya dengan kerikil yang ia pungut di bawah kakinya. "Salah lu! ngapain anak bu Darmi lu godain. Kan ngamok pawangnya" tawa gevan menggelegar. Rigel menatap datar temannya dari bawah. "Kan gue cuma godain doang Bu Darminya aja cemburuan." Hendry cengo mendengar penuturan penuh percaya diri dari Rigel. Gevan dan Egi melihat itu hanya mampu tertawa. "Lo sih aneh aneh udah gue bilangin jangan godain anak bu Darmi malah lo godain" ucap Egi dengan tawa yang sedikit mereda.
"Kalian bertiga ngapain disana?!" Ketiganya tersentak reflek langsung menoleh kebelakang.
"Kalian ngapain masih di luar ini masih jam belajar!." Ucap Bu Rani guru bahasa yang masih muda dan cantik.
"Eh ibu kita lagi liatin temen kita bu. Dia lagi dihukum di tiang bendera. Nah kita sebagai teman yang baik nemenin dia deh." Ucap Hendry yang keliwat menjijikkan di pendengaran Gevan dan Egi.
"Kenapa ga sekalian aja kalian ikut di berdiri di sebelah Rigel aja?!" Bukan itu bukan suara cantik dari bu Rani melainkan suara Bu Darmi.
Hendry, dan Gevan nyengir sedangkan Egi pergi meninggalkan mereka berdua bersama Bu Darmi. "Selamat siang bu kalau begitu saya masuk kelas dulu bu. Permisi" setelah mengatakan itu Egi langsung ngacir masuk kedalam kelas.
"Saya juga bu permisi" ucap Gevan.
Bu Darmi beralih menatap Hendry. Yang di tatap pun langsung menampilkan cengiran khas nya. "Eh eh ini saya mau pamit bu permisi." Hendry menyalamin tangan bu Darmi dan Bu Rani lalu melenggang lari masuk kedalam kelas. Bu Darmi menghela napas sabar. Bu Rani hanya menampilkan senyuman lalu berpamitan untuk mengajar.
***
Kring!
Bel pulang pun sudah berkumandang di seluruh sudut sekolah. Semua murid pun berbondong-bondong pergi dari kelas menuju parkiran dan ada juga yang menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan.
"Nit nanti gue wa lo pas otw ke rumah lo. Jangan di tinggal yah!" Ucap Syifa. Saat ini mereka sedang berjalan menuju parkiran sekolah.
"Iyah fa cerewet banget sih lo!" Ucap Arnita. "Bel lo mau gue anter pulang?" Ucap Arnita. Bella menoleh lalu menggeleng. "Gue di jemput. Gue duluan." Lalu melangkah menuju gerbang depan. Arnita dan Syifa hanya mengangguk dan menuju mobil masing-masing.
"Hai cewek!" Bella menoleh mendapati seorang lelaki dengan motor hitam merah biru dan hijau. Keempat motor itu sudah berada di sebelah Bella.
"Belum di jemput? Mau bareng gak?" Ajak Rigel dengan alis yang naik turun. Tiga temannya menggeleng heran.
Bella tak menghiraukan dan tetap menatap ponselnya. Rigel yang sebal pun merampas ponsel Bella, Namun Rigel kurang cepat karena Bella melangkah menuju mobil. Ia sudah di jemput oleh Mang Adi supirnya. Rigel menatap kepergian mobil Bella. Rigel mendengus sebal sedangkan ketiga temannya menertawakan nasib temannya.
"Udahlah gel pulang besok lagi mainnya" ucap Egi dengan nada seperti ibu ibu yang menyuruh anaknya pulang saat terlalu lama bermain.
"Aduh sakit perut gue. Ketawa lu kenapa sih keknya ngebet banget deketin si Bella kutub!" Ucap Hendry. Rigel mendengus lalu menyalakan motor dan meninggalkan ketiga temannya.
"Dih ngambek! Kuy kita ke markas!" Seru Gevan. Ketiganya hanya mengangguk lalu mulai berjalan menuju markas.
****
Hua! Part satu baru aja selesai setelah seharian ngetik🗿✋🏻
Masih belum ngefeel? Nanti aku usahakan agar lebih ngefeel.
Buat kalian jangan lupa follow ig aku : @_arin.wp
Nanti DM aja di follback kok
Untuk part satu sekian dulu sampe jumpa di part 2🗿✋🏻
15 september 2021
YOU ARE READING
(2) |•My Introvert Girlfriend•| [OnGoing]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] Seorang lelaki petakilan, brandal, dan salah satu anggota geng motor bisa meluluhkan hati seorang wanita introvert yang sangat dingin, jarang berbicara, dan tak pernah dekat dengan laki-laki hingga banyak yg mengatakan bahwa d...
First time✨
Start from the beginning
![(2) |•My Introvert Girlfriend•| [OnGoing]](https://img.wattpad.com/cover/285022499-64-k909188.jpg)