ALTA 40 |About Togetherness

18.1K 3.1K 1K
                                    

o0o
H A P P Y
R E A D I N G
o0o

Kalian team
Happy End/ Sad end nih?

Spam emot : ❤

🦋

Alex menatap mertuanya yang kini duduk dihadapannya. Ia mendengus pelan melihat wajah yang sekilas mirip dengan istrinya itu. "Ngapain Papa kesini?"

"Mengunjungi menantu kurang ajar dihadapan Papa ini." balas Bara dengan menatap Alex tak kalah tajam.

Alex memutar bola matanya malas.

Bara menghela napas pelan. "Alex, Papa sudah mendengar soal keputusan kamu tentang Tania. Apa memang harus seperti itu? Apa itu nggak terlalu menekan perasaan Tania?"

"Tania mau atau nggak itu percuma, keputusan sesungguhnya ada di aku." kata Alex.

"Nggak takut apa kalau nanti Tania benci sama kamu?" tanya Bara. Sebenarnya dia merasa tidak terima Tania terus diatur dan dikendalikan oleh Alex yang tidak menerima penolakan. Ya walaupun status Alex itu suami putrinya.

Terlalu banyak tekanan, bukannya itu malah akan memperburuk mental seseorang? Ia tau, dulu mental Tania sedikit rusak akibat perbuatan Alka dan keluargannya. Susah payah, semua orang didekat Tania berusaha menyembuhkan trauma perempuan itu. Dan mereka juga berusaha agar Tania kini merasa aman dan tidak terbayangi oleh masalalu lagi.

Tania kecil dikurung dalam rumah dengan terus mendapat caci maki dan kekerasan fisik. Perempuan itu juga hampir mati berkali-kali. Lalu berakhir diusir dari rumah ketika dewasa.

Hidup dengan Alex dengan bahagia, walau Bara tau semakin banyak masalah yang terus menyerang Tania tiada henti. Kembali terkurung dalam rumah tanpa bisa melakukan perlawanan.

Walau itu dilakukan semata-mata hanya ingin Tania baik-baik saja.

Alex seolah menulikan telinga dan menutup mata saat merasa Tania tidak setuju dengan keputusannya. Semua ini ia lakukan hanya untuk Tania.

Ia takut kehilangan Tania. Jadi jangan salahkan dia yang nyaris gila ini terus berpikir bagaimana agar Tania bisa baik-baik saja bersamanya.

"Lebih baik di benci, dari pada kita nggak bisa lihat orang yang kita cintai di dunia ini." gumam Alex.

Tidak apa-apa jika Tania membencinya, karena ia punya banyak cara agar Tania kembali jatuh kepadanya.

"Kamu benar," Bara tersenyum hambar. Dia pernah merasakan kehilangan sekaligus penyesalan. Terlalu besar dosanya, membuat dia selalu merutuk dirinya yang tidak tau diri ini, yang tetap memohon agar hidupnya selalu diberikan kebahagiaan.

Bara pernah ingin memulai hal yang baru bersama Elea, tapi takdir tidak memperbolehkannya. Ia tau ia salah karena secara tidak langsung pernah menelantarkan putrinya sendiri. Tapi, ia masih merasa kosong. Tania sudah memiliki Alex, yang pasti hampir seluruh waktunya akan dihabiskan bersama Alex, mengingat Alex yang posesif.

Tapi ia sadar, Elea terlalu agresif hingga membuat semuanya menjadi kacau.

"Uang aku banyak, Pa. Dan dengan uang itu aku bisa melakukan hal apapun untuk Tania. Membahagiakan dan menjaganya itu udah jadi tujuan hidup aku," jelas Alex.

"Sekalipun banyak orang yang mikir kalau aku itu bucin tolol sampai matipun, aku nggak peduli. Obsesi? Nggak tau juga, semua kelakuan ini berasal dari diri aku, dan aku sulit untuk mencegahnya."

BelieveWhere stories live. Discover now