[37] Duduk Berdua Bersama Janu

245 57 45
                                    

MINAL AIDZIN WALFAIDZIN MOHON MAAF LAHIR BATIN TEMAN TEMAN

Happy Reading

Haidan masih terlelap, sangat nyenyak kelihatannya, dia nyaman berada dialam mimpinya bersama Janu saat ini.

Belum ada tujuh hari katanya, Janu belum bisa pergi. Maka dari itu Haidan menggunakan kesempatan untuk bertemu dengan sang sahabat, walaupun resikonya tubuh Haidan akan semakin lemas setiap kali bangun tidur.

Reno sudah menduga jika Haidan akan lebih lama tertidur dari biasanya, sepupunya itu tidur menemui kenyamanan yang tidak bisa ia dapatkan saat terbangun.

Jadi, ia hanya membiarkan Haidan tidur dengan lelap. Membiarkannya mencari sebuah kenyamanan barang sedikit.

Siapa tahu, Haidan bisa lebih semangat untuk berobat lagi.

Reno sedang berada di ruangan milik Haidan, menemani sang sepupu yang masih nyaman menutup matanya itu. Baru sepuluh menit Haidan tertidur, namun dirinya sudah sangat gelisah jika Haidan memilih untuk tidak bangun lagi, seperti Janu.

Sedangkan Haidan disana sedang enak-anakan mengobrol banyak hal bersama Janu.

"Janu bentar lagi mau pergi," ujarnya.

"Kenapa gitu?" tanya Haidan reflek menoleh.

"Bukan Janu yang pergi deng, tapi Eja yang nggak bisa kesini,"

Haidan paham itu, dirinya harus segera sembuh, namun ia juga tidak mau berpisah dengan Janu secepat itu.

"Kalo Eja milih nyerah gimana Jan?"

"Eja mau nyerah?"

Haidan mengangguk lemah sebagai jawaban.

"Nggak baik, liat deh Reno sama Juna butuh kamu banget. Jangan tambahin kesedihan mereka,"

"Tapi Eja juga capek,"

"Capek boleh, tapi jangan nyerah, Ja! Kamu boleh deh buka topeng kamu ke mereka, biar mereka lihat bagaimana kamu sebenarnya,"

"Jangan munafik, Ja,"

"Jangan egois,"

"Jangan bohong lagi,"

Haidan menunduk, ia pernah mengatakan hal baik kepada Lea saat gadis itu ingin menyerah. Lalu mengapa sekarang dirinya yang mengingkari kata-katanya sendiri? Haidan hanya lelah, dia lelah terlihat baik-baik saja.

Ia juga lelah melihat topeng orang-orang yang mengatakan dirinya akan sembuh dalam waktu dekat dengan menjalani kemoterapi.

Ia juga lelah menjalani kemoterapi yang menghabiskan rambutnya, membuat nafsu makannya berkurang, membuat punggungnya seolah mati rasa.

Haidan lelah menjalani itu semua.

———

Lelaki itu terbangun saat tubuhnya diguncang hebat oleh Reno. Ia mengerjap, melihat banyak orang sedang mengerubunginya dengan wajah khawatir.

"Ja, bangun," itu suara Reno dengan nada khawatir memasuki indra pendengaran Haidan.

Haidan membuka mata sepenuhnya, menatap beberapa orang yang sudah berdiri mengelilinginya.

Andre menghela nafas lega, matanya sudah memerah menahan tangis tadi.

"Kenapa?" tanya Haidan dengan suara parau.

eja [ ✓ ] Where stories live. Discover now