Bab XI - Hari Bersamamu

62 44 57
                                    


Kadang, menjadi teman adalah satu-satunya cara untuk tetap bersamanya.


========== A Promise - Bab XI – Hari Bersamamu  ==========


Sore itu begitu tenang dengan jingga yang memulas tipis selaksa langit. Semilir angin mendesah pelan.

Dug, dug, dug, bunyi pantulan bola basket terdengar dari lapangan basket SMA Persada. Gab dengan teratur memainkan bola basketnya. Lincah, namun tetap santai. Membuat siswi-siswi yang berada disekitar lapangan itu terkagum-kagum.

Sementara itu, Ara duduk di kursi diujung lapangan, sedang membaca novel sambil mendengarkan musik dari ipodnya dengan headset yang terpasang dikedua telinganya. Disampingnya ada  Anes yang sedang serius menekuri buku cetak kimia miliknya.

"Yeah.., 3 point." Koar Gab setelah shoot yang dilakukannya berhasil masuk ke ring.

"Biasa aja kali, Gab. Kayak baru pertama kali dapat 3 point aja." Celetuk Anes tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku dihadapannya. . 

"Rio kemana sih? Katanya cuma nunggu 5 menit. Ini sih udah 15 menit." Gab mulai bosan, lantas melirik jam tangannya, sebal.

"Si Rio itu kan memang selalu telat kali, Gab. Kayak lo baru tau aja." Anes mencibir.

"Sorry telat." Ujar Rio begitu tiba.

"Akhirnya lo datang juga, Yo. Bete amat gue main basket sendirian doang."

Rio terkekeh. Diliriknya Anes yang tetap fokus menatap buku cetak kimianya. Rio menggelengkan kepalanya sambil berdecak kagum. Padahal ulangan kimia masih dua hari lagi. Memang kelewat pinter si Anes ini.

Anes adalah siswa kebanggaan bagi SMA Persada. Selain aktif berorganisasi, dia juga selalu menjadi perwakilan sekolah dalam turnamen. Selama dua tahun berturut-turut Anes menjadi juara umum di sekolah. Jadi,  melihat Anes dengan setumpuk buku dan jurnal merupakan hal yang biasa bagi Rio. Sejak pertama kali mereka saling mengenal, hobi Anes memang belajar, belajar, dan belajar. Ya sesekali mereka bermain, tapi hanya sebentar, setelahnya Anes akan kembali berkutat dengan hobinya itu.

"Hai, princess, lagi ngapain nih?" tanya Rio yang tiba-tiba duduk disebelah Ara.

Hening. Tak ada jawaban.

"My Lullaby." Rio membaca judul novel yang sedang dibaca Ara.

Ara berdecak. Ditatapnya Rio dengan tajam. "Bisa nggak sih nggak usah ganggu?"

"Nggak bisa." Jawab Rio polos.

"Kok lo betah sih baca buku begituan?"

Ara berdecak lagi. Buru-buru Rio mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya hingga membentuk huruf v. "Peace, Ra."

"Ceritanya tentang apaan sih?"

"Rio..!!" Ara kesal. Rio selalu seperti ini. Jika Ara sedang serius membaca novel Rio pasti akan mengganggunya.

"Serius, Ra. Gue penasaran. Soalnya lo serius banget bacanya. Emangnya tuh novel ceritanya tentang apaan sih?"

"Tentang cowok bernama Are yang sudah lama suka sama cewek bernama Aby. Tapi Are nggak pernah berani mengutarakan perasaanya ke Aby. Dan disaat Are udah berani memperjuaangkan cintanya, eeh ada cowok yang seenak jidat datang dari masa lalu Aby. Aby terlalu asik dengan cowok masa lalunya itu sampai dia lupa sama Are."

"Truss..."

"Truss... baca aja sendiri." Jawab Ara lalu kembali menekuri novelnya.

"ARAAA..!!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Promise : Sebuah janji dengan lukaWhere stories live. Discover now