Prolog

174 119 88
                                    

Hai, jangan lupa vote dan komen ya☺️

Sore hari yang terasa sangat dingin ini di tambah hujan yang turun dengan derasnya mengguyur seorang gadis yang baru saja pulang dari kerja kelompoknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore hari yang terasa sangat dingin ini di tambah hujan yang turun dengan derasnya mengguyur seorang gadis yang baru saja pulang dari kerja kelompoknya.

"Akhh to-tolong aku" teriak seseorang yang berada tak jauh dari tempat gadis itu berjalan. Di ujung sana terdapat rumah kosong yang sudah lama tidak terpakai.

Bulu kuduk gadis itu berdiri setelah mendengar teriakan itu, teriakan meminta tolong dengan nada yang terdengar menyakitkan.

Entah setan darimana sekarang gadis itu tengah berdiri di depan pintu rumah kosong itu yang sudah lama tidak berpenghuni.

Di bukanya pintu secara perlahan-lahan, supaya dia bisa dengan jelas melihat siapa orang yang berteriak meminta tolong itu. Terlihatlah pemandangan yang membuatnya ingin muntah sekarang juga.

Di depan matanya terlihat ada seorang wanita tua yang terikat di sebuah kursi, dan banyak darah di sekujur tubuhnya. Tangan yang hanya sebelah, jari-jari kaki yang sudah tidak ada, mata yang sudah tidak ada. Tunggu, apa tadi? Mata yang sudah tidak ada dan tentunya mengeluarkan darah yang bikin kita ingin pingsan sekarang juga.

Gadis itu berdiri di depan pintu dengan membulatkan kedua matanya saat melihat itu semua. Sampai buku yang dia pegang jatuh ke lantai dan membuat bunyi yang nyaring di rumah kosong itu.

Buru-buru gadis itu keluar dari rumah kosong itu saat melihat seseorang yang melihat dirinya sedang berdiri di depan pintu tersebut sambil tersenyum devil.

"Mine" ucap laki-laki itu saat melihat seorang gadis telah pergi meninggalkan rumah kosong itu dengan menyisakan buku yang dia bawa tadi.

"Mine" ucap laki-laki itu saat melihat seorang gadis telah pergi meninggalkan rumah kosong itu dengan menyisakan buku yang dia bawa tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setiba di rumah gadis itu langsung masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua. Buru-buru dia membersihkan dirinya lalu setelah selesai dia membaringkan tubuhnya di ranjang miliknya. Tak lama gadis itu sudah memasuki alam mimpi.

1 jam kemudian

"Sayang bangun dulu yuk, udah waktunya makan malam" ucap seorang wanita paruh baya sambil menuju ke tempat putrinya yang sedang tidur pulas itu, lalu membangunkannya secara perlahan-lahan.

Dia adalah Alexxia Vindrania Brynsiel, Istri dari Jerremy Victory Brynsiel dan mempunya 3 orang anak yaitu Alderian Endripta Giondra Brynsiel, Drivasa Brynsiel Bagaskara, dan Drevisel Brynsiel Fransisca.

"Iya bunda, Caca udah bangun ko" jawab gadis itu yang tak lain adalah Drevisel Brynsiel Fransisca. Caca adalah nama panggilan kesayangan dari keluarganya untuk Revi.

"Bunda tunggu di bawah sama yang lainnya" ucap Alexxia lalu berlalu pergi ke ruang makan setelah membangunkan Revi.

Setelah Alexxia pergi, Revi segera bersiap-siap. Revi berjalan menuruni tangga, lalu menyapa keluarganya setelah sampai di meja makan.

"Malam semua" sapa Revi sambil mengecup pipi Ayah, Bunda, Bang Al, dan El kembarannya.

"Malam juga sayang" balas Ayah dan Bunda bersamaan sambil tersenyum.

"Malam dek" balas bang Al.

"Malam" balas El.

Lalu semuanya makan dengan diam, hanya dentingan sendok dan garpu lah yang saling beradu di meja makan tersebut.

Mereka telah menyelesaikan makan malamnya, dan sekarang mereka berada di ruang keluarga. Seperti biasa sehabis makan bersama mereka bakal berkumpul.

"Bagaimana sekolah kalian hari ini?" Tanya Ayah yang tak lain adalah Jerremy Victory Brynsiel.

"Baik Yah" balas mereka serempak.

"Bun, Yah, Bang, El, kalau begitu Caca pergi ke kamar dulu ya, good night all" ucap Revi lalu mengecup pipi mereka satu persatu.

"Good night too" balas mereka serempak sambil tersenyum.

Di kamar Revi tidak bisa tertidur, kejadian tadi sore masih terngiang-ngiang di kepalanya. Dia berharap semoga Tuhan selalu melindunginya dari manusia psychopath seperti itu.

Revi merebahkan tubuhnya di atas ranjang miliknya yang besar itu sambil memandang langit langit kamar yang berwarna putih. Apakah dirinya akan di cari sama pria itu lalu di bunuh secara mengenaskan? Pikirnya.

Tanpa gadis itu sadari sedari tadi ada seorang yang sedang memperhatikan gerak-geriknya itu. Orang itu adalah pria yang berada di rumah kosong tadi.

Lalu pria itu masuk ke dalam kamar Revi lewat jendela, ya pria itu dari tadi berada di balkon kamar Revi.

Merasa ada yang masuk ke kamarnya, Revi langsung bangun dari tidurnya dan mengalihkan pandangannya ke semua penjuru, dia menemukan pria yang tadi berada di rumah kosong.

Seketika Revi panas dingin di buatnya, bagaimana tidak, pria itu memandangnya dengan tatapan membunuhnya. Oh ayo lah, Revi masih ingin hidup tenang.

Pria itu semakin dekat dengan Revi, tanpa sadar Revi pun memundurkan badannya, dan gotcha! Dia sekarang tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.

"Jadi milikku atau kau mau mati di tanganku" ucap pria tersebut setelah berada di hadapan Revi sambil tersenyum miring.

"G-gue gak m-mau" ucap Revi gugup, bagaimana tidak gugup di depannya pria itu membawa pisau.

"Berarti kamu ingin mati hm?" Lirih pria itu, memajukan sedikit pisau itu ke arah Revi. Membuat Revi semakin ketakutan dibuatnya.

Pria itu menggoreskan pisaunya ke wajah Revi, darah menetes dari wajah Revi bercampur dengan air mata yang menetes pula dari kedua matanya.

"T-to-tolong, g-gue be-belum mau mati" ucap Revi.

"Jadi milikku, maka kamu tidak akan mati" ucap pria itu dingin sambil menatap tajam Revi.

"I-iya a-aku mau" jawab Revi cepat. Dia tidak ingin mati sia-sia di tangan psychopath berdarah dingin itu. Dia masih ingin hidup.

"Good girl" ucap pria itu lalu mengacak rambut Revi, dan berlalu begitu saja dari kamar Revi membuat Revi bernafas lega.

"Good girl" ucap pria itu lalu mengacak rambut Revi, dan berlalu begitu saja dari kamar Revi membuat Revi bernafas lega

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terimakasih sudah mampir^^

DarrenWhere stories live. Discover now