X - Pertemuan Tak Disengaja

1.9K 298 16
                                    

Bagian Sepuluh

---

"Ju?"

Arjuna menoleh ketika bahunya disentuh. Sagara yang tadi berjalan dengannya menatapnya bingung.

"Kenapa?"

Pertanyaan itu dijawab dengan gelengan pelan.

Disudut restoran yang mereka kunjungi, Juna melihat wajah yang sangat tidak asing. Ada Omar disana bersama seorang wanita muda sedang makan bersama.

Mungkin salah satu artisnya, tapi teriakan Valda sore itu tetap mengganggu pikirannya.

Jika urusan pekerjaan bagaimana mungkin mereka hanya makan malam berdua. Dan disana Omar terlihat sangat bahagia dengan senyum lebar. Berkali-kali tertawa.

Emosi Omar kadang memang suka berlebihan. Entah marah yang kelewatan, sedih yang berlebihan atau senang seperti mendapat lotre sepuluh milyar.

Tapi sekarang ia sedang bersama Sagara yang mana tidak mengetahui keluarganya. Jadi Juna hanya menggeleng dan mencoba mengalihkan pandangan dan menemukan sebuah meja.

Ketika mereka mendekat pada meja itu, lagi-lagi sebuah kejadian bernama kebetulan kembali menyapa. Disana ada Raka bersama tiga orang dewasa lainnya. Dua diantara mereka Juna kenal sebagai paman dan bibi Raka Sanjaya.

"Hoi! Sombong banget lo sampe lupa sama gue dan Aga!"

Raka terlonjak kaget. Ia menoleh dengan mulut penuh makanan.

Clara yang ada didepannya mengulurkan minuman. Sedangkan Wira hanya terkekeh geli.

Ditempatnya Sagara justru mematung, menatap lurus pada laki-laki yang duduk disamping Raka.

"Pada mau makan juga? Sini gabung aja gak apa-apa,"

Juna mengangguk kecil. Mengambil kursi yang kosong disamping Raka. Sedangkan Sagara yang sudah menunduk mengambil kursi disamping Clara.

"Kenalin ini Cakka, adiknya Clara,"

Pria bernama Cakka itu hanya mengangguk kecil. Tidak repot-repot mengulurkan tangan pada mereka.

Juna tidak terlalu fokus disana. Matanya sesekali masih melirik meja disudut. Tempat Omar berada.

"Sagara--"

Clara baru saja akan memulai percakapan ketika tangan Wira menyentuh bahunya dan meremas lembut.

"Makan dulu. Ngobrolnya nanti aja, mereka pasti udah laper juga,"

Clara hanya mengangguk kecil. Lalu kembali menyendokkan makanan dipiringnya. Juna dan Sagara juga hanya makan dalam diam.

Hanya suara Raka dan Cakka yang terdengar. Mereka seperti memperdebatkan sesuatu. Sesekali Wira terlihat menimpali.

Ketika Omar melangkah keluar restoran sembari merangkul gadis yang tadi makan bersama dengannya dan hilang dari pandangan. Juna menghela napas panjang dan mulai memberikan fokus pada orang-orang yang kini duduk satu meja dengannya.

"Enggak begini caranya!"

Cakka terlihat menahan emosi. Ia bahkan memegang sudut meja dengan sangat erat. Sedangkan Clara silawan bicaranya sudah mulai berkaca-kaca.

"Tapi dia berhak tahu juga. Kamu jangan pura-pura gak sadar, Kka,"

Wira sudah akan menenangkan Clara yang mulai lepas kendali. Tangannya sudah merangkul istrinya.

"Aku mau pulang,"ucapan lirih dari Raka mengambil perhatian Clara. Ia menghela napas panjang sebelum menoleh pada Sagara.

"Saya mohon maaf sekali. Saya tidak paham maksud kalian. Saya merasa enggak melakukan apa-apa, tapi kenapa saya merasa disudutkan begini?"

Senja Yang Redup [FIN]Where stories live. Discover now