El menggelengkan kepalanya. Menyadarkan diri bahwa dia tidak boleh cepat terbuai dengan hal-hal yang akan menjeratnya kembali pada kesalahan yang sama.

"Terima kasih, lalu apalagi? Pasti bukan hanya itu kan tujuanmu kesini?"

"Ya... Sebenarnya aku ingin meminta bantuanmu dan Fai"

"Bantuan apa?"

"Sharga ingin membuat kejutan untuk Ahra, jadi kufikir aku tidak bisa melakukannya sendiri"

"Baiklah, akan ku katakan ini pada Fai nanti"

"Tapi aku butuh kalian hari ini"

"Apa!!??? Kenapa baru mengatakannya sekarang, kau fikir aku pengangguran yang tidak ada pekerjaan" Teriak El kesal.

"Ya ma'af" Kata Diaz dengan polosnya.

🌺🌺🌺

       Disinilah Fai, El dan Diaz berada. Ketiganya sudah selesai menyiapkan kejutan untuk Ahra dari Sharga. El menyandarkan punggungnya pada sebuah pohon. Mengistirahatkan tubuhnya yang mulai lelah. Dipejamkan matanya sebentar. Sayup dia mendengar suara Fai dan Diaz yang sepanjang hari ini memenuhi indra pendengarnya.

"Aku akan pergi membeli sesuatu, kau mau kubelikan apa?" Suara Diaz terdengar.

"Apa saja, aku bukan orang yang pemilih" Suara Fai menimpali.

      Diaz mengarahkan pandangannya pada El. Ingin menanyakan apa yang ingin dimakan wanita itu.

"Dia sama saja, apapun yang kau beli, dia akan memakannya" Kata Fai seolah bisa membaca apa yang tengah difikirkan Diaz.

Diaz tersenyum sesaat "Baiklah aku pergi dan tidak akan lama"

"Ya ya, pergilah" Sahut Fai sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir.

      Diaz segera melangkah pergi. Meninggalkan kedua sahabat Ahra itu. Sepeninggal Diaz, Fai melangkah mendekati El. Duduk disebelah wanita itu. Mendengar deru mobil yang menjauh, El perlahan membuka matanya.

"Dia orang baik" Kata Fai tiba-tiba membuat El langsung menoleh padanya.

El mengernyitkan dahinya "Kenapa tiba-tiba mengatakan itu?"

"Entahlah, mungkin aku hanya sok tau, tapi aku melihat tatapan berbeda darinya padamu" Fai masih menatap lurus kedepan.

"Ckckck... Tentu saja berbeda, dia itu selalu dingin padaku karna terlalu meremehkan kinerjaku sebagai seorang EO, apalagi sekarang aku jadi Eo yang menangani pesta pernikahan Sharga, sudah pasti dia tidak mau sembarangan"

"Bukan... Bukan itu"

"Hah lalu?"

"Tatapannya itu seolah dia menyimpan sesuatu yang dipendamnya, kau tau seperti... Suka mungkin" Kata Fai sedikit ragu dengan perkataannya sendiri.

       El terdiam, mencerna dengan baik-baik apa yang dikatakan Fai barusan. Diaz menyukainya? Mana mungkin. Awalnya El juga berfikir begitu karna sikap Diaz yang tiba-tiba berubah. Pria itu juga sedikit lebih perhatian terhadapnya. Tapi itu tidak mungkin. Pria itu hanya menghargainya karna kebetulan dia adalah sahabat Ahra, calon istri Sharga, atasannya.

Love For EleanorWhere stories live. Discover now