BAB 5. Orang Baik

78 14 7
                                    

Bibi Karmina mempersilakanku masuk ke dalam rumah, sementara Rahardjo sudah masuk lebih dahulu dan aku tidak dapat melihatnya saat di dalam rumah.



Bagian dalam rumah ini terdiri dari ruang tamu dengan sepasang kursi dan meja berbahan kayu.

Mataku menangkap sebuah foto keluarga yang terpajang di dinding ruang tamu, ukurannya tidak terlalu besar, aku dapat melihat tiga orang di foto tersebut.

Wanita pada foto itu adalah Bibi Karmina, sementara pemuda yang mengenakan pakaian seperti seragam tentara adalah Rahardjo, serta seorang pria dengan seragam sama seperti rahardjo yang bisa kutebak mungkin adalah suami Bibi Karmina dan ayah Rahardjo.

"Foto itu diambil saat Rahardjo menyelesaikan pendidikan militernya." sahut Bibi Karmina ikut memandang foto di sampingku.

"Bibi terlihat sangat cantik di foto ini." ujarku memuji, kenyataannya memang Bibi Karmina sangat cantik di foto ini maupun dilihat secara langsung.

"Foto ini diambil beberapa tahun yang lalu, sekarang aku sudah tua." ucap Bibi Karmina.

Aku menoleh pada Bibi Karmina dengan tatapan tidak setuju akan ucapannya, "Oh iya Bi, apakah paman tidak masalah aku tinggal di sini?" tanyaku menoleh pada Bibi Karmina.

Bibi Karmina tersenyum, "Saat masih hidup paman adalah laki-laki terbaik yang pernah kukenal, aku yakin ia pasti akan membantumu jika ia ada di posisi bibi."

Aku terkejut mendengarnya, aku jadi merasa tidak enak pada Bibi Karmina karena menyanyakan hal yang tidak seharusnya, "Maafkan aku bibi, aku tidak tahu. Aku turut berdukacita." kataku dengan suara mencicit.

"Tidak apa, setelah paman meninggal dua bulan yang lalu, rumah ini hanya di tinggali aku dan Rahardjo. Rasanya sepi, dengan kedatanganmu rasanya rumah ini kembali ramai." cetus Bibi Karmina menyapukan pandangannya ke penjuru rumah.

Ya ampun aku masuk dalam keluarga yang masih berduka, aku jadi merasa segan dan bingung dengan apa yang harus aku lakukan.





Bibi Karmina kemudian menarik tanganku, mengajakkan mengitari rumah.

"Ini kamarku, dan di sebelah sini kamar Rahardjo. Dan kau bisa menggunakan kamar tamu ini." Bibi Karmina menjelaskan.

Kamarnya terletak di dekat ruang tamu, sementara kamar Rahardjo dan kamarku terletak bersebelahan, terletak di bagian tengah rumah.

"Di sini dapur dan kamar mandi ada di ujung sana." Bibi karmina kembali menjelaskan.

Aku memperhatikan dengan saksama. Rumah ini memang tidak terlalu besar, namun aku dapat melihat rumah ini dirawat dengan baik, semuanya nampak rapi dan membuat suasana menjadi nyaman.

Satu hal yang tidak dapat aku temukan di rumah ini, tidak ada barang-barang elektronik seperti televisi maupun yang lainnya.

Aku hanya melihat sebuah radio tua dan sebuah telepon rumah dengan buku telepon tebal di sampingnya.

Mendadak aku merindukan ponselku, aku menyesal sudah mengabaikannya seharian ini.

Dan kini aku mungkin akan hidup tanpa ponsel untuk waktu yang aku pun tak tahu hingga kapan.





Bibi Karmina mengajakku untuk masuk ke kamar, aku mengikutinya.

Kamar ini hanya terdiri dari sebuah ranjang dan lemari yang keduanya juga terbuat dari kayu.

Aku merasa ini sudah sangat cukup untukku, aku tentu harus bersyukur dan tidak perlu khawatir karena aku masih dapat tidur dengan nayaman malam ini.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Aug 25, 2021 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

30 Juli (On Going)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें