Memilih

7.5K 844 33
                                    

Malamnya, Chika meminta Ara untuk mengantarkannya pulang. Chika tidak bercerita apapun tentang ancaman dari Gerald.  Ara melihat Chika yang bersikap aneh sejak makan siang itu pun juga tidak memaksa Chika untuk bercerita.

"Mami," panggil Chika. Saat ini Chika berada di ruang tengah bersama Aya. Christy masih berada di rumah Muthe.

"Kenapa sayang?"

"Apa yang ngebuat mami bahagia, tapi belum terealisasikan?"

Aya tersenyum. "Ngeliat kamu sama adik kamu bahagia. Gak ada tekanan. Mami ngeliat Chika sama Christy beneran bahagia aja udah ngebuat mami hidup tenang."

"Maafin Chika, mi." Chika menunduk.

"Stop bilang maaf, Ica. Gak ada yang salah, keadaan yang ngebuat kita kaya gini." Aya mengusap lembut bahu Chika disebelahnya. Selalu seperti itu, Chika sering meminta maaf. Chika merasa apa yang terjadi di keluarganya ini karena dia.

Chika tersenyum tipis lalu mengangguk. "Chika pamit keluar dulu."

"Hati-hati ya."

"Iya mi." Chika lalu berdiri dan mengambil kunci mobilnya. Ia akan datang ke perusahaan papanya itu. Chika tidak ingin m sesuatu yang tidak diinginkan terjadi kepada Ara. Chika sangat paham jika Gerald bisa melakukan apapun, bahkan jika harus melukai seseorang.

———

Chika melangkahkan kakinya masuk ke gedung perusahaan Tamra. Setiap orang yang melihat Chika, mereka membungkukkan sedikit kepalanya. Sudah bukan menjadi suatu rahasia jika ia dikenal sebagai penerus perusahaan ini.

"Selamat pagi, Nona Yessica." sapa seseorang yang berjalan mendekati Chika. Ia terlihat bersemangat dan tersenyum.

"Udah dibilang, panggil Chika aja. Bebel banget kak."

Cindy Hapsari. Asisten pribadi dan tangan kanan Gerald. Hanya Cinhap yang bisa seperti ini ke Chika. Bahkan Chika sudah menganggap Cinhap sebagai kakaknya.

Cinhap terkekeh mendengar ucapan Chika. "Masih aja galak. Udah lama banget kamu gak kesini. Udah siap banget nih ceritanya ambil alih perusahaan?"

Chika menghela napasnya. "Jangan mulai kak."

Cinhap terkekeh lagi. Ia tau, Chika sangat tidak ingin menjadi penerus perusahaan ini. Chika melakukannya karena terpaksa.

"Iya maaf. Selamat ya, Chika udah bisa buka hati lagi. Bucin mulu nih." ucap Cinhap.

Chika mengernyitkan dahinya. "Kak..."

"Sorry. Kerjaan, Chik. Papa kamu bener-bener lagi ngawasin kamu ketat banget. Jangan nekat." lanjur Cinhap.

Gerald meminta Cinhap untuk mengawasi semua pergerakan Chika.

"Yaudah. Aku mau ke atas dulu." ucap Chika. Cinhap lalu mengangguk. Mengapa Chika masih mau dekat dengan Cinhap? ya seperti yang bisa dilihat. Cinhap mau memberikan informasi kepada Chika.

Cinhap mengangguk. "Hubungin kakak kalo kamu butuh apa-apa."

Chika tersenyum tipis. "Makasih, kak."

Chika lalu berjalan ke arah lift khusus dan menekan tombol lantai 10. Dimana ruangan Gerald berada.

Chika mengetuk pintu lalu masuk ke ruangan Gerald. Ia melihat papanya yang sedang menelfon seseorang. Namun pada saat Gerald melihat Chika masuk ke ruangannya, Gerald langsung mematikan sambungan telefon itu.

Reach You (Chikara)Where stories live. Discover now