Masalah Baru

8K 823 50
                                    

"Mirza?" ucap Chika. Ia masih heran mengapa mirza datang kesini. Sedangkan Ara menatap Mirza dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Lo ngapain kesini?" tanya Ara.

"Apa urusan lo?" jawab Mirza.

"Mau apa sih?" kini Chika yang bertanya.

"Udah yuk masuk dulu. Di dalem udah di tunggu sama orang tua kita." ajak Mirza yang tangannya hendak meraih tangan Chika namun ditepis oleh Ara.

"Udah gue bilang, jangan sentuh cewek gue." ucap Ara dengan raut wajah datarnya.

"Ribet banget lo. Chika bentar lagi juga jadi milik gue." ucap Mirza.

"Maksud lo apaan? orang tua kita?" Chika tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Mirza.

"Iya, Chik. Yuk masuk." ajak Mirza.

"Aku pulang ya Chik. Masuk gih, udah ditunggu tuh." Ara tersenyum ke arah Chika.

"Ara, tapi - " Chika merasa tidak enak kepada Ara.

"Udah, sana masuk." titah Ara.

Chika menahan tangan Ara. Ara tersenyum lalu mengusap tangan Chika lembut.

"It's ok. Aku gapapa, aku pulang ya sayang?" ucap Ara lembut.

Chika akhirnya mengangguk lalu melepaskan genggamannya pada tangan Ara.

"Hati-hati." ucap Chika. Ara lalu berjalan menjauh dari Chika dan Mirza.

"Yuk." Mirza hendak merangkul bahu Chika namun tangannya di tepis lagi oleh Chika.

"Gausah pegang-pegang gue. Ngerti gak sih?" sinis Chika. Ia lalu berjalan masuk ke rumah meninggalkan Mirza yang berjalan mengikutinya dari belakang.

"Sabar Mir, bentar lagi Chika jadi milik lo seutuhnya." monolog Mirza.

---

"Nah ini nih yang ditunggu udah dateng." ucap Gerald.

Chika bingung. Ia mengernyitkan dahinya melihat banyak orang di ruang keluarga. Ada Gerald, Aya, Christy, dan Tommy. Tommy adalah ayah Mirza.

"Calon menantu om udah gede, cantik banget sekarang. Emang Mirza gak salah pilih." Tommy tersenyum bahagia.

"Calon menantu?" ucap Chika. Ia belum paham situasi ini.

"Iya dong pah. Mirza aja ganteng gini." Mirza tersenyum bangga.

Chika mengangkat sudut bibir kanannya tipis. Ia alergi dengan orang yang terlalu percaya diri seperti Mirza. Lebih tepatnya tidak tau diri.

"Ini ada apa?" tanya Chika.

"Chika, Mirza, duduk dulu." ucap Gerald.

Chika menghela napasnya. Ia berjalan malas dan duduk di salah satu kursi yang kosong. Diikuti oleh Mirza yang juga duduk di sebelahnya.

"Chika," panggil Gerald.

"Papa mau yang terbaik buat kamu. Mirza adalah anak tunggal penerus perusahaan Tommy. Papa yakin kalau kamu menikah dengan Mirza, masa depan kamu akan terjamin. Jadi beberapa minggu lagi akan diadakan pertunangan untuk kalian berdua." ucap Gerald.

Reach You (Chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang