40.RAVEL-ALUNA

10.4K 1.3K 186
                                    

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

Happy reading all!

•••

40.RAVEL-ALUNA

Ravel masuk kedalam kapal ada Atlas, Agam, Alkar dan Farhan. Nahkoda menjalankan kapal sesuai arahan dari Ravel dan jejak dari Kapala keluarga panca—once sea ship.

Sedangkan Nia perempuan itu di bawa ke mansion Wiratama, Atlas hanya tidak mau istrinya kenapa-napa.

"Ravel menatap pada kompas yang menunjukkan bahwa mereka semakin dekat dengan kapal keluarga panca. "

"Tuan apakah kapal tersebut akan di tembak?"

"Ada putriku bodoh!" Bentak Atlas.

"Tidak, biar itu menjadi urusanku dan ayah!"

Kapal keluarga panca sampai di daratan, mereka semua turun dan Aluna mata perempuan itu ditutup dengan kain hitam, tangan dan kakinya masih diikat.

Aluna berada didalam gendongan Adelio.

Mereka masuk kedalam hutan-hutan banyak suara hewan yang membuat Charly berdegik ngeri.

"Ini dimana?" gumam Aluna.

"Tempat terakhir lo akan hidup," bisik Lio.

Tubuh Aluna menegang dan Lio dapat merasakannya, lelaki itu tersenyum tipis melihat raut ketakutan dari Aluna.

"Lo tenang aja sebelom lo mati gua masih dengan berbaik hati membiarkan lo nanti menghubungi orang tua serta tunangan kesayangan lo. "

Mereka berjalan sekitar 15 menit dari laut dan akhirnya sampai di sebuah gedung tua yang letaknya berada di tengah-tengah hutan-hutan itu.

Adelio menyuruh anak buahnya membuka pintu, Aluna sudah terlelap didalam gendongan lelaki yang menculiknya.

Delio memindahkan Aluna ke kamar dan mengunci kamar itu. Dia menatap para orang tua serta pacarnya.

"Kalian boleh melakukan apapun sama dia besok! "

Wajah mereka terlihat bahagia terutama Chelsea, dia tidak sabar untuk melakukan sesuatu kepada Aluna.

•••

Kapal mereka sudah berhenti di daratan dan sialnya mereka kehilangan jejak. Helikopter yang bertugas mengawasi mereka hanya bisa melihat kapal once sea ship sampai daratan selebihnya tidak.

"Maaf tuan kami kehilangan jejak, " kata kapten helikopter.

"Shit! " umpat Ravel.

"Kita kehilangan jejak mereka, " ucap Ravel frustasi.

Ayolah dia seperti orang bodoh yang kehilangan akal. Otaknya seperti tidak berfungsi disaat-saat genting seperti ini.

"Berpencar, kita masuk kedalam hutan itu, " final Ravel akhirnya.

Mereka mengangguk tidak akan melakukannya malam ini, mereka akan menunggu sampai pagi menjelang karena tidak ada persiapan apapun.

Paginya sekitar pukul 09.00 pagi mereka sudah mulai bergerak memasuki hutan, menatap kanan dan kiri berharap menemukan sebuah petunjuk.

RAVEL-ALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang