13. RAVEL-ALUNA

25.6K 2.7K 239
                                    

H A P P Y R E A D I N G

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

🥑 13. RAVEL-ALUNA 🥑

Aluna berdiam diri di ruang rawatnya tadi setelah Ravel pergi dia hanya sendirian meski ada bodyguard yang menjaga pintu depan. Aluna manatap langit-langit ruangan itu dengan pandangan kosong. Dia merindukan ibu dan ayahnya.

"Aluna kangen," gumamnya lirih.

Dia ingin bertemu kedua orang taunya tapi dia tidak mah dikurung lagi. Cukup selama hampir enam belas tahun dia dikurung. Dulu dia pernah mencoba kabur dengan melewati pintu belakang rumahnya tapi sia-sia karena ketahuan sama sang ibu. Desi.

Padahal saat itu Aluna hanya ingin bermain di halaman depan rumahnya, hanya disana bahkan dia tidak ada niat untuk bermain bersama anak tetangga karena dia tidak punya tetangga.

Luna tak mengerti kenapa dia dikurung, bahkan dia tidak punya jendela dikamarnya jadi dia membuat lubang yang kecil agar bisa melihat keadaan luar  hanya itu.

Terkadang Aluna ingin protes tapi dia tidak bisa karena dia takut. Aluna juga hanya diajarkan mengenal huruf tidak dengan angka dia belajar dengan sang ibu. Aluna tidak sekolah formal seperti yang lain.

Aluna bukan berasal dari keluarga berada dia hanya anak petani sederhana yang Alhamdulillah bisa mencukupi untuk makan sehari-hari. Kerjaan orang taunya bertani dan mengirim hasilnya ke kota.

Kalau orang taunya pergi makanan sudah siap semua, jadi Aluna tidak perlu repot-repot keluar rumah.

Clek...

Aluna menatap Ravel lama, lalu merentangkan tangannya meminta peluk kepada Ravel.

"Kenapa hm?"

"Kangen ayah sama ibu," jawab Aluna lirih.

Ravel menghela nafas pelan, akhir-akhir ini Aluna sering merindukan ibunya itu. Setiap diajak untuk bertemu gadis itu menolak karena takut dikurung lagi.

Ravel mengambil handphonenya lalu menelpon orang suruhannya. Setelah itu dia membuka room chat dengan orang itu dan memberikan Aluna sebuah video tentang kegiatan kedua orang tuanya.

Aluna menatap layar ponsel dengan berkaca-kaca, dia tambah merindukan orang tuanya. Ravel mengelus Surai Aluna lembut dia tetap setia pada posisi berdiri dan Aluna yang menyandar pada perutnya.

Video itu selesai, Aluna menatap Ravel dengan mata berkaca-kaca bukan bahkan air matanya udah jatuh. Aluna sangat merindukan mereka.

"Shutt, jangan nangis."

"Hikss...hikss..."

"Udah ya nangisnya, gak boleh nangis terus."

Aluna mengangguk berusaha menghentikan tangisannya meski masih segukan sedikit. Ravel dengan setia mengelus rambut perempuan itu sesekali mengecupnya walau sedikit kesusahan.

"Jangan dipikirin, aku gak mau kamu sakit sayang," gumam Ravel.

Aluna diam, lalu matanya memberat dan dia tertidur didalam dekapan Ravel.

•••

Di sebuah negeri yang jauh.

Seorang perempuan menatap kosong pada sebuah figura yang menampilkan wajah anak kecil. Perempuan itu mengusapnya dengan sayang, dia merindukan anaknya itu.

RAVEL-ALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang