39. RAVEL-ALUNA

10.8K 1.5K 276
                                    

Happy reading all! <3

•••

39. RAVEL-ALUNA

Aluna berdiam diri dikamar itu, dia menatap jendela dengan tatapan kosong. Dia merindukan tunangannya, hari yang harusnya bahagia menjadi berantakan seperti ini. Aluna benci semua orang yang merusak kebahagiaan nya.

"Kenapa belum di makan hm?" Tanya orang itu.

Aluna mendongak lalu kembali menatap jendela yang di tutup rapat.

"Lo nangis, ngelamun gak ada gunanya Aluna. Karena apa? Karena mereka gak akan pernah menemukan Lo selamanya! Dan Lo akan menjadi Rapunzel lagi dan gua akan menjadi pangeran nya Flynn."

Aluna terkekeh dia menatap lelaki didepannya dengan sorot dingin. "Avel pasti datang buat selamatkan Rapunzel nya dan kamu Lio! Kamu akan mati di tangan Avel!"

Sontak tawa Lio menggema di ruangan itu dia menunduk menatap Aluna.

"Sayang mimpinya jangan ketinggian nanti jatuh," bisik Lio sambil mengusap Surai Aluna setelahnya dia pergi dari ruangan itu.

•••

Ravel terbangun dengan selang infus ditangannya, dia menatap kamar yang biasa dia dan Aluna tempatkan.

"Kangen," gumamnya.

Ravel melepaskan infus dengan kasar dia ingin mencari gadisnya. Ravel bangkit dari tempat tidur lalu matanya tak sengaja menatap sebuah amplop putih Ravel membukanya dan disana ada foto-foto Aluna lagi di sekap dengan kedua tangan serta kaki yang diikat.

Dia akan mati cepat atau lambat.

-smhw

"I'll kill u," desis Ravel.

Dia keluar dari kamar dan menunju ruangan sang ayah, disana ada Atlas, Farhan, Agam dan Alkar. Ravel membanting amplop putih itu diatas meja yang mereka lingkarkan.

"the kidnapper gave a threat on the white envelope."
(Penculiknya memberi petunjuk di amplop putih itu)

Atlas membuka amplopnya dan melihat putrinya di sekap disana.

"Sebuah gudang tak ter-urus?" Gumam Atlas.

"Urgent!"

"look for my daughter in every empty place in this city!"
(Cari putriku di tempat kosong Yang ada di kota ini)

"Ayah sudah menyuruh semua anggota mafia kita untuk mencari Aluna tapi mereka tidak menemukannya karena penculik itu sepertinya pintar mencari tempat bersembunyi," jelas Ravel.

"Tidak perlu kau jelaskan jika kau tidak menemukan gadisku! Dimana Chelsea?"

"Gadis itu Kabur saat akan di tangkap, kami sempat menembak kakinya tapi seseorang membantunya dah menolongnya," jawab tangan kanan Atlas.

"Bodoh!"

•••

"Lio kita harus pindah tempat! Para anggota mafia dari suruhan Atlas sudah bergerak!"  Ucap Desi panik.

"Tidak untuk sekarang, jika kita pergi sekarang mereka akan mengetahui kita bodoh!" Sarkas Lio.

Lelaki itu panik saat mendengar kabar bahwa Atlas menurunkan para orang-orang mafianya. Dia kira hanya mengenakan polisi atau para bodyguard keluarga itu.

RAVEL-ALUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang