24. Menyambut kepergian

40 25 50
                                    

🐰🐰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐰🐰

"Kadang ada saatnya kita harus melepaskan dan mengikhlaskan, karena ada sesuatu yang tak bisa dipaksakan"

🐰🐰

Soojin tak bisa diam, dia berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi, sesekali ia terisak. Hatinya tak bisa tenang, dia melirik lampu bertanda Operasi itu masih menyala, kenapa lama sekali, setiap detiknya membuat Soojin semakin panik.

"Soojin duduk dulu ya, tenang Mama lo bakal baik-baik aja kok." Felix berusaha menenangkan Soojin, lalu menarik tangan gadis itu agar duduk di kursi tunggu.

Ini kedua kalinya Felix melihat Soojin menangis didepannya, sungguh hatinya ikut merasakan sakit.

"Ma-ma lix, gimana kok lama banget si!." Soojin terus menangis.

"Mama lo bakal baik-baik aja, yang penting lo doa dulu ya, dan kabarin juga Papa lo."

Soojin mengambil ponsel dari dalam tasnya, dia mencari nomor seseorang tapi bukan Papanya dia akan mengabari Om Johnny dulu.

Tut tut!

"Halo Soojin." Suara Johnny dari seberang telpon.

Soojin belum bicara, ia tak mampu berucap, justru ia menangis lagi.

"Hei, what happen? Why are you crying? Soojin!"

"O-omm."

"Tell me, what happen, where are you know?!"

"Hospital om, ma-mamah."

"Share location, i'll go there right now."

Tut!

Soojin segera membuka roomchat dia dengan Om nya lalu mengirim lokasi rumah sakit ia berada. Tangan Soojin bergetar hebat bahkan terasa sulit hanya untuk mengetik di keyboard.

Felix menggenggam tangan Soojin, berusaha menyalurkan ketenangan, "Kabarin Papa kamu juga ya, hm."

Soojin kembali menatap ponselnya, dengan ragu dia mencari kontak Papa nya lalu menekan ikon telepon.

Nada sambung sudah berbunyi beberapa kali, tapi Papa nya belum mengangkat telponnya, Soojin menghembuskan nafas kasar, dia berusaha lebih tenang, sambil menatap tangan kirinya yang masih digenggam Felix.

"Iya kenapa?"

Soojin menahan nafasnya sesaat, lalu menghembuskannya, nada bicara Papanya sangat dingin.

"Pah, ma-mamah  kece-la kaan, seka- rang lagi.. di ru-ang operasi." Ucap Soojin terbata, sambil menahan isakannya.

"Apa?! Gimana bisa?!"

My Reasons || Lee (On Going) Where stories live. Discover now