23. Felix dan ceritanya

44 25 41
                                    

🐰🐰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐰🐰

"Ice Cream rasa stroberinya kakak, selamat menikmati."

Soojin tersenyum canggung atas tingkah Felix di depannya yang berlagak seperti waiters.

Mereka saat ini sedang duduk berhadapan di Caffe depan SMK Soojin.

Soojin mulai memakan ice creamnya sambil menunggu dengan gelisah apa yang akan di bicarakan Felix.

"Enak?" Tanya Felix, memperhatikan Soojin memakan ice creamnya, Soojin hanya mengangguk.

Mata Felix teralihkan melihat ponsel Soojin, dia tersenyum, senang Soojin memakai case ponsel yang ia berikan.

Soojin melihat arah padang Felix pada ponselnya, ia sontak menghentikan kegiatan makan ice creamnya.

"Eh iya ini, makasih." Ujar Soojin, mengangkat ponselnya dan menunjukan case pemberian Felix .

"Makasih juga, mau luangin waktu ketemu gue."

"Eung iya, emang lo mau bicara apa?"
Ucap Soojin sedikit kaku, dia masih canggung untuk berhadapan dengan mantan crush nya ini.

"Perasaan kaku banget lo Jin, santai aja kali, nggak kaya biasanya deh, haha."

"Jin?!"

"Eh iya Soojin maksudnya."

"Hm."

"Okay, jadi gini, gue tau lo mungkin kecewa sama sikap dan perilaku gue ke lo, gue tau lo mungkin kesel karena gue gak bilang gue ada pacar dan dengan beraninya gue selalu godain lo dan ngasih harapan-harapan ke lo. Mungkin kedengeran kaya Playboy banget si, gue juga sadar." Jelas Felix sambil menatap mata Soojin.

"Itu sadar." Gumam Soojin. Felix hanya tersenyum miris.

"Tapi emangnya itu semua bener? Nyatanya gak gitu Soojin."

Soojin menatap Felix, lalu mengernyitkan dahinya, ia bingung.

"Dia yang lo kira pacar gue, dia itu mantan gue."

"Tapi keliatannya kalian masih saling sayang, ketemu aja sampai pelukan gitu." Sindir Soojin.

"Iya gue gak mau bohong lagi, gue emang masih sayang sama dia." Felix menghentikan ucapannya sesaat. Soojin hanya mendecih mendengarnya.

"Tapi gue gak bisa sayang dia seperti seorang pacar. Dia sekarang adalah adik gue, lebih tepatnya adik tiri gue. Dia anak papah tiri gue, dan tinggal bareng bunda gue juga suami barunya. Gue tahu fakta itu dulu waktu kelas 10, gue njemput pacar gue  niatnya mau apel malam mingguan, eh tapi waktu mau ijin ke orang tuanya malah ketemu sama bunda gue. Dan malam itu juga gue balik dan putusin pacar gue yang adalah adik tiri gue."

Soojin menatap Felix tak percaya, tapi ia tak menemukan kebohongan di mata Felix.

"Kok kaya sinetron si hidup lo." Ujar Soojin.

"Yah emang gitu, dari bunda dan ayah gue cerai emang gue ngikut Ayah, dan gak pernah sekalipun ketemu bunda, makanya gue gak tau gimana keluarga baru bunda." Ucap Felix dengan sendu.

Soojin bingung mau menanggapi bagaimana, ia hanya diam.

"Dan soal, gue baperin lo, atau gue ngasih harapan ke lo, emang itu tulus gue lakuin, karena gue memang sayang sama lo Soojin. Entah kenapa sifat dan perilaku lo selalu ngingetin gue sama mantan gue, mungkin karena itu gue bisa sayang sama lo. " Felix menatap Soojin intens, lalu memegang tangan kiri gadis itu, tangan kanan Soojin masih memegang sendok ice cream.

Soojin bergeming, dia menatap tangannya yang di pegang Felix, jadi selama ini cintanya tak bertepuk sebelah tangan, wahh hebat.

"Soojin gue beneran suka sama lo, niatnya waktu perpisahan PKL itu gue mau nyatain perasaan gue, eh tapi adik gue dateng, pas gue mau nemuin lo lagi, lo nya udah balik."

Soojin menghembuskan nafasnya, ia menarik tangannya yang digenggam Felix, membuat Felix memasang raut sedih.

"Maaf." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Soojin

"No, gue yang minta maaf. Sekarang lo udah punya pacar kan, gue denger dia itu sahabat lo dari kecil, emang kata orang tuh bener gak ada yang namanya sahabat antara cowok sama cewek." Felix tersenyum masih memandang Soojin.

Soojin tertegun atas ucapan Felix, bukan karena Soojin pacarnya Nana, tentu bukan, mereka kemarin cuma pura-pura.

Tapi entah mengapa hatinya tidak mau memberikan tempat spesial lagi pada Felix, dan ia sadar dulu ia hanya sebatas mengagumi Felix bukan mencintai cowo itu. Soojin hanya merasa hangat karena perlakuan dan perhatian Felix padanya, tidak lebih.

"Tapi, jangan menjauh dari gue lagi ya Soojin, kita tetep temenan oke!"

Soojin tersenyum memandang Felix, yang ikut tersenyum.

"Oke! Piliks."

"Ah lo ya!"

Soojin menepikan sikap egonya, dia berpikir jikapun Soojin menjadi pacar Felix, bukannya tadi Felix bilang sendiri dia masih menyayangi mantan pacarnya.

Soojin tidak akan sanggup pacarnya membagi kasih dengan mantan pacar yang adalah adik Felix sendiri. Soojin tidak akan sekuat itu untuk menunggu Felix benar-benar melupakan mantan pacarnya.

***

Perasaan Soojin tiba-tiba tidak enak, dia seperti gelisah akan suatu hal, tapi ia tidak tau apa. Felix menyadari perubahan air muka Soojin langsung menanyainya.

"Hei Soojin, kenapa?"

"Gk tau tapi perasaan gue tetiba gak enak aja." Soojin menghembuskan nafasnya berat, ia mengecek ponselnya dan melihat aplikasi pengirim pesan, sedari tadi dia mengirim pesan pada Mama nya tapi sampai jam setengah 3 ini belum mendapat balasan. Mungkin Mamanya sedang sangat sibuk di kantor.

—————
Mamah♡️
——

Ma, Soojin mau ketemu temen sebentar|

Mama udah makan siang di kantor? |
12. 17

Sibuk ya ma? Jangan lupa makan ya. |
14. 03
————

Felix menatap Soojin yang tampak semakin gelisah, ia pun coba menenangkan Soojin.

"Tenang, cuma perasaan aja. Atau kamu mau pulang sekarang? Yok aku anterin." Tawar Felix.

Soojin mengangguki dan hendak berdiri sebelum ponselnya berdering, ada telpon masuk dari Mama nya, Soojin memghela nafas lega.

"Iya Haloo Mah."

"Selamat sore dek, kamu putri dari Ibu Soohe?"

Deg!

"I-iya, kok ponsel Mama saya di anda, anda siapa?" Soojin mulai panik lagi, suara disebrang telpon adalah seorang lelaki bukan suara Mamanya.

"Saya dari kepolisian dek, Mama kamu kecelakaan, sekarang berada di rumah sakit, saya akan mengirimkan alamatnya." Jawab orang di seberang telpon.

Soojin terdiam, badannya lemas seketika, tanpa aba-aba air matanya keluar dia terisak hebat.

Felix melihat Soojin yang tiba-tiba terisak, ia menghampiri Soojin dan berdiri di depan gadis itu sambil memegang kedua lengannya.

"Soojin kenapa?" Felix menatap Soojin yang terus bergetar karena terisak, air mata juga deras mengalir dari mata Soojin.

"Mamah, Lix, Mamah... Ke-kecelakaan."


*****


Comment nya dong... yok tinggalkan comment yok.. bisa yok...

Tbc.

My Reasons || Lee (On Going) Where stories live. Discover now