16 🔞

18.5K 1.8K 142
                                    

Serem banget liat ancaman kalian semua huhuhu.. (っω;。)


Vote dan comment kalau gitu
┌( ◕ 益 ◕ )ᓄ


Yang gak nyaman baca, boleh di skip. Gak akan membingungkan alur kok



***

Tak disengaja...

***

My boyfriend has a little space

***













Reka benar benar bimbang... Fino sudah bergerak gelisah sedari tadi. Sedangkan Reka hanya bisa menatap bingung dan juga marah.

Ia bukanlah murid polos yang tak tahu menahu soal hal seperti itu. Tapi ia tak pernah menyangka jika Fino akan menggiringnya pada hal begitu.

"Tenang...kita pikirkan jalan lain."

Saat Reka hendak beranjak untuk mengambil handuk dan air dingin, Fino menarik ujung bajunya kencang..hingga Reka kembali terjatuh dan berbaring di samping Fino.

"Jangan pergi..Fino mau sama Reka."

Reka memijit pelan pangkal hidungnya. Apa ia harus menelepon Tante Susan? Tidak..tidak.. Masalah akan semakin runyam jika begitu.

Reka menatap Fino, anak itu nampak sakit menahan sesuatu. Dan Reka cukup paham dengan hal itu.. Tapi Reka tak bisa sembarangan menyentuh hal itu kepada Fino. Bukan dengan cara seperti ini tepatnya. Jadi ia putuskan untuk menunggu saja sampai efek obatnya hilang.

Tapi lama kelamaan Fino semakin merintih dan menangis. Reka segera duduk dan menyender di kepala ranjang, Fino pun juga ikut-ikutan.. Bedanya Fino kini menyender pada dada bidang Reka.

"Haaah...astaga. Awas Fin, lo dalam masalah besar."

Reka menarik selimut dan menutupi tubuh Fino. Tangannya perlahan mulai membuka celana anak itu dan berniat menyelesaikan ini dengan cepat. Perlahan ia usap, astaga...keadaannya sudah sangat tegang dan basah dibawah sana. Fino bergetar pelan dan semakin merapatkan tubuhnya pada Reka. Pelan namun pasti anak itu mendesah seirama dengan usapan Reka.

Reka berusaha tuli dengan rintihan dan desahan itu. Matanya tertutup agar tak bisa melihat ekspresi wajah Fino meski ia penasaran setengah mati.

"Kecil banget punya lo, Fin."

Meski begitu sempat sempatnya ia mengukur kepunyaan Fino dengan seksama. Digenggam pelan, lalu kemudian dikocok setelah cairan precum yang keluar ia kumpulkan. Lama kelamaan sampai tubuh Fino mengejang dan berteriak pelan..

"Ngh! Rekaa ahh mau pipis."

Fino meremat lengan baju Reka, wajahnya mendusel kearah dada Reka lalu memekik setelah dorongan cairan nikmat nya keluar membasahi tangan Reka.

Reka membuka mata dan menatap tangannya. Tepatnya kepada cairan putih kental dari Fino. Syukurnya deru nafas Fino semakin tenang dan matanya terpejam.

"Hahh..Reka...Fino sayang sama Reka."

Mata itu menatap kearah Reka dengan disertai senyuman yang manis sekali. Keringat pada dahinya sukses membuat Fino nampak lebih seksi saat ini.

My Boyfriend has a Little Space [1]Where stories live. Discover now