12

14.2K 1.9K 108
                                    


Seharian bersama Fino dan dunia little nya



***




"Sayang, bangun..."

Suara lembut Susan kini menyapa indra Fino, usapan pelan pada surainya dan seruan lembut itu justru membuat Fino semakin terlelap.

"Bangun sayang, nanti kesiangan."

"Umm iya Fino bangun."

Fino nampak tak bersemangat hari ini, biasanya jika bangun tidur mood nya selalu bagus. Tapi kali ini anak itu hanya duduk seraya mengusap pelan matanya. Ia lalu menunduk pelan dan memainkan ujung selimutnya.

"Bundaa, gak mau sekolah..."

Lontaran itu yang pertama kali Susan dengar di pagi ini. Ia menghela nafas sabar, mencoba mengabaikan Fino dan mulai membuka jendela kamar anaknya selepas itu mulai membereskan mainan yang berserakan. 

"Bundaaa! Fino gak mau sekolah."

Ditatap nya Fino dengan lembut lalu Susan mulai menyentuh kening sang anak, mengukur suhu tubuhnya. Namun semuanya normal.

"Fino kan baik baik aja hari ini, kok tiba tiba gitu?"

Fino mulai cemberut dan malah semakin mundur menjauhi Susan. Ia menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

"Ya pokoknya gak mau sekolah."

Dengan sabar Susan mendekat dan menarik pelan selimut itu. ia dekatkan wajahnya dengan sang anak dan tersenyum kecil.

"Kalau Fino sekolah hari ini, nanti sorenya bunda ajak jalan jalan terus beli ice cream. Mau ya?"

Fino nampak berpikir untuk beberapa saat, lalu ia mengangguk kaku kearah Susan. Yah, sosok Fino tak akan bisa menolak ice cream.







***

"Reka sama Fino pamit berangkat dulu ya, Tante."

Fino hanya mengekor dibelakang Reka, masuk kedalam mobil terlebih dahulu dan duduk anteng seraya memainkan rubiknya. Reka yang sedikit merasa aneh hanya bisa segera menyusul masuk kedalam mobil setelah pamit kepada Tante Susan.

"Kok pamit ke bundanya begitu? Lagi berantem?"

Fino tak menjawab tapi Reka bisa mendengar deru nafas anak itu yang menghembus keras. Rubiknya belum selesai tapi Fino melemparnya ke kursi belakang.

"Ya, oke. Mood mu lagi kurang bagus ya."

"Jangan tanya!"

Tak ingin Fino mengamuk, Reka akhirnya memilih diam dan segera melajukan mobil menuju sekolah. Berbagai upaya sudah ia lakukan untuk membuat mood anak itu membaik, seperti menyalakan musik, memberikan Fino gantungan kunci, bahkan sampai membunyikan klakson mobil beberapa kali.

Tapi Fino masih betah cemberut dan mengabaikan Reka. Sampai mereka tiba diparkiran sekolah pun Fino masih tetap memasang ekspresi masam.

My Boyfriend has a Little Space [1]Where stories live. Discover now