8.

17.6K 2.1K 117
                                    

"Hatchiii..hatchiii!"

Suara bersin itu membangunkan Hagia. Matanya langsung tertuju pada sosok little yang sedang mengusap-usap matanya.

"Wah...sudah hampir jam pelajaran terakhir. Hey kamu sudah bangun?"

Fino hanya mendongak dan memperhatikan Hagia dalam diam dengan matanya itu yang sesekali mengerjap.

Sepertinya keadaan Fino tak akan memungkinkan jika ia antarkan ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Jadi Hagia memutuskan untuk membolos saja selama seharian penuh.

Lalu seketika Hagia memiliki sekelebat pemikiran. Ia hanya penasaran.

"Fino, ini berapa."

"Tiga."

"Oke.. Tiga ditambah empat berapa?"

Tapi bukannya menjawab, jarinya malah dimainkan oleh Fino. Hagia sama sekali tak keberatan saat tangan yang sungguh kecil dibandingkan miliknya itu malah asik menyentuh dan terkadang membandingkan ukuran jari mereka.

'Tingkat konsentrasi menurun.'

"Fino, Reka itu siapa?"

"Reka?..."

Ekspresi yang disuguhkan Fino tepat sekali dengan dugaan Hagia, murung dan nampak sedih.

"Reka itu care giver nya Fino?"
*sebutan untuk orang yang mengasuh little space

Fino menatap Hagia lalu menggeleng. Membuat Hagia mengernyitkan dahinya.

"Lalu kenapa Fino sedih?"

Lama sekali anak itu menjawab. Ia malah memainkan kancing seragam dan juga dasi Hagia.

"Ditinggal...fino dihukum...cape, um kepala sakit...reka...sama ririn."

Tapi dari penuturan itu, setidaknya Hagia bisa sedikit menyimpulkan. Menjadi little itu rentan, sedikit saja rangsangan maka akan memicu kedatangan sosok little dalalm diri seseorang. Seperti Fino, pagi tadi bisa Hagia tebak jika Fino mengalami hal buruk yang menguras tenaganya. Ditambah mungkin urusannya dengan orang yang bernama Reka dan juga Ririn.

Hagia menelisik Fino dengan seksama. Masih cukup aman baginya untuk membawa Fino pulang. Sekarang sudah waktunya pulang.
Maka ia pun segera menuntun Fino berdiri lalu keluar dari sana.

"Fino, kak Hagia pinjam sebentar ponselmu."

Fino mengangguk lalu menyodorkan ponsel dari saku celananya. Hagia sempat terkekeh.

Membodohi little itu susah susah gampang, namun sepertinya Fino termasuk tipe yang mudah sekali ditipu.

Untung anak itu bertemu dengannya.

Hagia segera memeriksa ponsel Fino, terkejut karena ada beberapa puluh panggilan masuk dan juga pesan dari orang yang sama. Siapa lagi kalau bukan Reka.

Tapi melihat kondisi Fino yang masih sensitif, sepertinya lebih baik ia saja yang mengantarkan anak itu pulang.

"Halo sayang? Kenapa."

"Siang tante, saya Hagia. Fino sedang bersama saya, bisa tante sebutkan dimana alamat rumahnya?"

"Astaga, fino kenapa? Kenapa dia gak sama Reka?"

"Nanti saya jelaskan, tante. Untuk sekarang lebih baik Fino segera pulang."

Wanita disebrang sambungan sana terdengar panik ketika menjelaskan dimana alamat mereka. Untungnya Hagia segera memberitahu jika Fino baik-baik saja.

My Boyfriend has a Little Space [1]Where stories live. Discover now