"Selalu cantik dan selamanya cantik!"

"Yang ini cuma punya aku!" Kata Ravel sambil mendusel-duselkan hidungnya dan hidung Aluna.

Aluna tertawa lantas mengelus rahang lelaki yang membuat hidupnya berwarna.

"Yang ganteng ini punya Alu!"

"Gak boleh di ambil! Gak di jual di manapun! Karena ini spesial untuk Aluna aja!"

Ravel mengangguk.

"Aku spesial untuk orang spesial," bisik Ravel.

Senyum Aluna mengembang lebar lantas memeluk kepala Ravel membiarkan lelaki itu menenggelamkan wajahnya di dada sang gadis.

"Ini punya Luna! Yang ganteng ini punya Luna! Gak boleh di ambil!"

"Yang cantik ini punya Avel! Cuma punya Avel! Gak boleh punya yang lain!"

"Cantik yang ini udah jadi hak milik!"

Aluna mengangguk, dia menatap Ravel dengan senyum cantiknya.

"Iya dong!" Serunya.

Mereka tertawa, Ravel mengeratkan pelukannya dua ingin menikmati setiap momen bersama tunangannya.

•••

Atlas lelaki itu sedang ada di mansion Indonesia, dia sedang menatap sang istri yang lagi memasak meski sudah di larang Nia tetap kekeuh ingin memasak, katanya sudah lama gak masuk dapur. Padahal baru dua hari perempuan itu tidak masuk dapur.

Karena bosan Atlas memilih untuk bangkit dan mendekap tubuh mungil istrinya dari belakang.

Nia tersentak dia memukul pelan tangan suaminya yang melingkar di perutnya, dia sedikit canggung karena ada beberapa maid yang melihat kearah mereka.

"Duduk dulu sana," kata Nia kalem.

Atlas menggeleng lucu dia mengecup leher Nia tanpa beban.

"Mas," tegur Nia.

Atlas tak mengindahkannya dia semakin menjadi-jadi, Nia berbalik menatap suaminya dengan tatapan tajam tapi dibalas dengan tatapan polos oleh lelaki itu.

"Mau apa?" Tanya Nia.

"Mau peluk," jawabnya lucu.

Nia terkekeh dia mengangguk lalu memberikan tugasnya kepada salah satu maid disana. Nia membawa Atlas kedalam kamar dia tidak ingin orang lain melihat sifat manja sang suami.

Nia berbaring sedangkan Atlas masih diam didekat pintu.

"Sini peluk," ucap wanita itu.

Atlas langsung memeluk tubuh kecil istrinya, lelaki bergumam tak jelas di perpotongan leher Nia membuat perempuan itu bergerak geli.

"Diem! Mau peluk," katanya manja.

"Iya diem."

"Kangen kamu, udah lama gak kek gini," gumam Atlas.

Dia mengangguk dia mengecup dahi suaminya.

"Alhamdulillah ya cantik yang ini jadi jodoh aku."

Nia tersenyum. "Cantik kamu ada tiga, aku, Calista dan Aluna."

Bagaimana pun Nia tidak akan pernah cemburu kepada Calista dia menghormati sosok itu. Calista adalah istri pertama suaminya dan Nia sudah menganggap sosok Calista adalah kakak nya. Calista adalah dokter yang membantu Nia melahirkan Ravel saat itu dia sedang berada di luar dan suaminya yang sedang ada urusan membuatnya sendirian keluar rumah.

RAVEL-ALUNA [END]Where stories live. Discover now