Ranum Amerta 8

34 18 80
                                    

"Emmm sangaaaat lezaat nikamat seger ahhh mantap marjitop top top. Makasih Hanum, lain kali sering seringlah jajanin kita ya." Kata Bonbon lalu melahap kembali rujak itu.

"Buset dah! Gue aja baru berapa suap, lah ini, udah abis aja. Heran gue sama perut lo!" Seru Devan.

"Yeh! Sewot banget sih lo jadi orang."

"Gum kenape lo? Muka lo merah gitu?" Tanya Devan ketika ia melihat Agum atau gumilar yang tengah memakan rujak itu.

"Suhahhh sssshahh gila meuni lada kie anjir!"
Sontak yang ada disana tertawa geli ketika melihat raut wajah Agum yang menahan pedas serta dibanjiri keringat.

"Aduh! Agum gak suka pedes ya? Hanum gak tahu. Maaf Agum!" Seru Hanum merasa bersalah.

"Gak Hanum, gak papa! Enak kok seger!" Jawab Agum sebelum melahap kembali rujak itu. Matanya sudah memerah menahan pedas.

"Diem lo pada! Ketawa mulu!"

"Gimana kita gak ketawa muka lo kayak cacing kepanasan aja!" Timpal Jojo.

"Gue nyerah buset pedes banget!" Kata Agum menjulurkan lidahnya. Meskipun sudah mencoba untuk kuat, tetapi apa daya, Agum sangatlah lemah sama pedas.

"Eh gak bisa gitu, abisin Gum." Kata Devan lalu menyuapi rujak ke mulut Agum.

"Emh anjim gwa muawu uanjim." Ucap Agum ketika Devan memaksa mulutnya untuk dibuka.

"Hey! Kasian Agum jangan gitu kalian!" Sentak Hanum yang sudah tidak tahan melihat Agum dipaksa memakan rujak itu.

"Udah Num santai aja, ga usah kasian kasian. Bon bantuin gue." Kata Devan.

"Heh! Udah kalian berdua. Heh!" Tukas Jojo ketika Ia melihat Hanum mulai berkaca-kaca bisa menjadi masalah kalau Hanum sudah menangis. Pikirnya, namun ucapan Jojo diabaikan oleh mereka berdua.

"Huaa kalian berdua jahat sama anak orang. Kalau mati kepedesan gim--

Sontak Devan, Bonbon serta Agum tersentak kaget kala Hanum menangis dan ucapannya terhenti ketika Raga menarik lengan Hanum pergi dari sana.

"Lo berdua sih! Udah gue bilang dari tadi!" Sentak Jojo lalu melempar botol mineral kearah Devan, Bonbon dan Agum.

Sedangkan di tempat lain, Hanum masih terus ditarik oleh Raga membuat semua atensi mengarah kepada mereka berdua.

Dalam isakannya Hanum berkata, "Raga, kenapa tarik-tarik aku? Aku 'kan mau marah sama Devan juga Bonbon jadi gak jadi deh."

"Gak usah nangis! Kayak bocah lo!"

"Iya, maaf!"

"Duduk!"

"Duduk disini?"

"Iya"

"Kamu juga duduk?"

"Hm"

"Jangan pe-

"Brisik banget sih lo!" Sentak Raga. "Tunggu disitu, gue balik lagi." Setelah itu Raga melenggang pergi entah mau kemana Hanum tidak tahu.

RANUM AMERTA [On Going]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon