Ranum Amerta 5

39 22 26
                                    

Lima belas menit telah berlalu, setelah tadi Hanum menginjakkan kakinya di Sekolah. Derap langkah kaki terus menggema, ricuh para siswa berhamburan memadati gerbang Sekolah.

Waktu sudah menunjukkam pukul 07.20. Sedari tadi, Hanum bersama satpam Sekolah berdiri di depan gerbang. Sapaan terus terlontar kepada Hanum, ia 'pun tak lupa membalas sapaan itu.

"Terpesona..aku...terpesona..Me..man--

Cowok yang baru saja masuk gerbang bersama temannya menghentikan nyanyian-Nya ketika menangkap sosok Hanum.

Cowok itu menyugar rambutnya ke belakang sebelum melanjutkan kembali nyanyianya. Cowok itu berdehem, "memandang, memandang wajahmu neng Hanum.." sambungnya serta memgedipkam matanya. Dia Jojo.

"Asoy soy gebboy..." lanjut Devan setelah memukul tamtam yang selalu ia bawa.

Hanum bersorak tepuk tangan heboh.

"Slamet anaknya bu pegi.." Kata Bonbon

"Cakep!" Ucap serempak sebelum bonbon melanjutkan pantunnya.

"Ketahuan maling itik. Selamat pagi neng Hanum yang cantik." Lanjut Bonbon mengedipkan matanya genit.

"Yeay! Selamat pagi semuanya!" Balas Hanum.

"Lagi ngapain disini? Sama si Kemet pula." Tanya Devan lalu mengambil kursi untuk ia duduki.

"Ih apaan sih Devan, aku gak sama Mang Kemet doang, sama kalian juga, buta ya? Atau gak bisa ngitung ya?"

"Iya iya aku bodo kalau soal itung-itungan Num terus mata gue gak sebagus punya lo." Jawab Devan pasrah.

"Mang Met, bagi ini ya!" Teriak Jojo menunjukkan satu batang Rokok, setelah nya ia masukkan kedalam saku kemejanya.

"Raga mana?" Tanya Hanum, celingak-celinguk karena dari tadi ia belum melihat batang hidungnya.

"Paling masih molor tuh anak." Sarkas Gumilar meneguk kopi milik Mang Kemet tanpa sepengetahuan pemiliknya yang sedang ke tempat parkiran.

"Bawa apa tuh Num?" Tunjuk Devan dengan dagunya.

"Ini bekal!" Ujar Hanum seraya mengangkat kotak kecil yang ia genggam sedari tadi.

"Wah kebetulan 'Aa Bonbon belum sarapan nih!" Kata Bonbon sembari mengelus perut yang sedikit buncit.

Hanum mendelik, "Ini bukan untuk Bonbon, tapi untuk Raga-Nya Hanum. Tadi Hanum bikin Nasi goreng omlet sama pudding cokelat. Tapi.. kok jam segini Raga belum juga dateng." Hanum mengerucutkan bibirnya lalu ia menautkan jarinya.

"Apa jangan-jangan--

Hanum menggantungkan ucapannya, bola matanya membola sempurna. "Jangan-jangan Han eh, Raga tabrakan dijalan, ditabrak mobil truk terus, terus Raganya--" Hanum menggigit kukunya khawatir.

Aduh! Siap-siap Devan, Jojo, Gumilar serta Bonbon bakal pusing menghadapi Hanum.

"Gak mungkin Hanum! Raga itu udah pro nyetir. Eh eh, jangan nangis dong Hanum, gue salah ya ngomong gitu?" Ucap Jojo ketika melihat Hanum mulai berkaca-kaca.

Setelah itu Hanum menangis.

"Huaaa..pokonya, Raga jangan sampai kenapa-napa, aku gak mau dia kenapa-napa. Aku belum dapetin hatinya. Huaa.. terus ini--

Hanum mengangkat kotak kecil lalu berkata, " ini gimana? Aku kan udah capek-capek dari subuh bikin ini masa gak dimakan sama Raga."

"Ya udah kalau Raga gak ada, biar gue aja yang makan." Ucap Devan dengan santai tanpa sadar kalau Hanum menatapnya tajam.

RANUM AMERTA [On Going]Where stories live. Discover now