Bab 4

78 34 32
                                    

Lucius bersembunyi di belakang gerobak berdesakan sepanjang jalan. Ia berhasil menemukan cara untuk menuju ke jalan itu malam sebelumnya dan telah sabar menunggu datangnya sebuah gerobak yang cukup besar baginya untuk naik tanpa diketahui. Saat itu sudah gelap, dan gerobak itu berjalan cukup lambat bagi dirinya untuk menyamakan kecepatan dan naik dari belakang. Ia mendarat di belakang gerobak dan bersembunyi di salah satu kolong yang ada di gerobak itu. Untungnya, sang pengemudi tidak melihatnya dan tidak merasakan goyangan gerobak saat Lucius menaiki gerobaknya. Lucius tidak tahu pasti apakah gerobak itu menuju ke Istana Raja, tapi gerobak itu menuju ke arah itu. Sebuah gerobak seukuran ini, dan dengan tanda-tanda semacam ini, bisa jadi menuju ke beberapa tempat lain.

Saat Lucius berkendara sepanjang malam, ia tetap terjaga selama beberapa jam, memikirkan pertemuannya dengan Garaghoul. Dengan Grimmdore. Tentang takdirnya. Bekas rumahnya. Ibunya. Ia merasa bahwa alam semesta telah menjawabnya, berkata padanya bahwa ia mempunyai takdir yang lain. Ia berbaring di sana, tangan terlipat di belakang kepalanya, memandangi langit malam melalui kain penutup gerobak yang compang-camping. Ia mengamati alam semesta, begitu cerah, bintang merah yang sangat jauh berkelap-kelip. Ia gembira. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia melakukan suatu perjalanan. Dia tidak tahu kemana, ia melakukannya. Dengan cara apapun ia akan sampai ke Istana Raja.

Ketika Lucius membuka matanya hari sudah pagi, cahaya menerobos masuk, dan ia sadar gerobaknya akan berhenti. Ia keluar dari kolong dan duduk dengan cepat, mencaci-maki dirinya sendiri karena tertidur. Ia harus lebih waspada − ia beruntung tidak ketahuan.

Gerobak itu masih bergerak, tetapi bergoncang kuat. Yang hanya bisa berarti satu hal: jalan yang dilaluinya lebih baik dari sebelumnya. Mereka pasti mengarah ke sebuah kota. Lucius memandang ke bawah dan melihat seberapa mulus jalan itu, tanpa bebatuan, dan dilapisi dengan warna putih halus. Jantungnya berdetak lebih cepat; mereka mendekati Istana Raja.

Lucius melihat ke belakang gerobak dan sangat bersuka cita. Jalanan rapi penuh dengan aktivitas. Puluhan gerobak dengan berbagai bentuk dan ukuran dan membawa segala macam benda, memenuhi jalan. Satu sarat dengan bulu; lain dengan karpet; sedangkan yang lain dengan ayam. Di antara mereka berjalanlah ratusan pedagang, beberapa ternak utama, yang lain membawa keranjang barang di atas kepala mereka. Empat orang membawa seikat sutra, menyeimbangkan mereka di tiang. Itu semua adalah barisan rakyat, semua mengarah ke satu tujuan.

Lucius merasa gembira. Ia belum pernah melihat banyak orang sekaligus, begitu banyak barang, begitu banyak kehidupan. Ia telah berada di desa kecil sepanjang hidupnya, dan sekarang ia berada dalam sebuah pusat aktivitas, tenggelam dalam umat manusia.

Ia mendengar suara keras, gemerincing rantai, hempasan sepotongan kayu besar, begitu kuat sampai tanah pun bergetar. Beberapa saat terdengar suara yang berbeda, dari kuku kuda yang berketeplak-keteplok pada kayu. Dia menunduk dan menyadari mereka melintasi jembatan; di bawah mereka melewati parit. Sebuah jembatan gantung.

Lucius menyembulkan kepala nya keluar dan melihat pilar batu besar, gerbang besi berduri di atasnya. Mereka sedang melewati Gerbang Raja.

Itu adalah gerbang terbesar yang pernah ia lihat. Ia mendongak menatap tonggak, khawatir seandainya tonggak itu jatuh, tonggak itu akan memotong ia menjadi dua bagian. Ia menemukan empat Kesatuan Perak menjaga pintu masuk, jantungnya berdetak cepat.

Mereka melintasi lorong batu yang panjang, bebedapa saat kemudian langit terbuka lagi. Mereka berada di dalam Istana Raja.

Lucius sulit mempercayainya. Bahkan ada lebih banyak aktivitas disini, tampaki ribuan orang berdesak-desakkan ke semua arah. Hamparan rumput yang luas, dipotong dengan sempurna, dan bunga-bunga bermekaran di mana-mana. Jalan melebar, dan di samping itu adalah bilik, pedagang, dan bangunan batu. Dan di tengah-tengah ini, pasukan Raja. Para Prajurit, dihiasi dengan baju zirah. Lucius telah berhasil.

Soul Awakening : A Quest of Heroes [ON GOING]Where stories live. Discover now